Implementasi Pendekatan Pembelajaran Mendalam Pada Pendidikan Kesetaraan

Implementasi Pendekatan Pembelajaran Mendalam Pada Pendidikan Kesetaraan

Novia Purnama Sari (Tutor Kesetaraan di SPNF SKB 2 Tanah Datar)--

By. Novia Purnama Sari (Tutor Kesetaraan di SPNF SKB 2 Tanah Datar)

Pendidikan kesetaraan memiliki peran strategis dalam menjamin hak belajar sepanjang hayat bagi masyarakat putus sekolah atau masyarakat yang tidak terjangkau pendidikan formal. Peserta didik pendidikan kesetaraan memiliki karakteristik yang beragam, mulai dari latar belakang usia, latar belakang sosial-ekonomi, pengalaman hidup, hingga motivasi belajar yang berangkat dari pembelajaran berbasis kebutuhan hidup dan keterampilan fungsional. Sudjana (2006, hal : 21) menyatakan bahwa pada program pendidikan kesetaraan, belajar bukan sekedar untuk mencapai angka-angka kelulusan, tetapi harus menciptakan kemandirian dan kreativitas belajar serta kebermanfaatan dalam kehidupannya.

Kondisi tersebut menuntut pendekatan pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada penyampaian materi tetapi juga mampu membangun pemahaman bermakna, keterampilan berpikir kritis, serta relevansi pembelajaran dengan kehidupan nyata. Dalam praktik pendidikan kesetaraan, masih ditemukan pembelajaran yang bersifat permukaan (surface learning), seperti dominasi ceramah, penekanan pada hafalan/text book (penguasaan kognitif saja), serta evaluasi yang berfokus pada hasil akhir semata/kognitif saja. Akibatnya, peserta didik sering kali hanya belajar untuk lulus ujian tanpa benar-benar memahami makna materi yang akan dipelajari. Selain itu, sebagian besar peserta didik yang merupakan orang dewasa atau remaja yang telah memiliki pengalaman hidup dan permasalahan nyata, seperti pekerjaan, keluarga, dan lingkungan sosial. Namun, pengalaman tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Kondisi ini menyebabkan pembelajaran terasa kurang relevan dan motivasi belajar cenderung rendah, yang dapat dilihat dari peserta didik yang tidak mengikuti proses belajar mengajar dan hanya datang ketika ujian saja atau bahkan hanya mengharapkan ijazah saja.

Situasi tersebut menuntut adanya pendekatan pembelajaran yang mampu mengaitkan materi dengan pengalaman nyata peserta didik, mendorong keterlibatan aktif dan reflektif, serta mampu mengembangkan kompetensi berpikir tingkat tinggi. Melihat kondisi proses belajar mengajar pada pendidikan kesetaraan tersebut, maka tantangan yang dihadapi oleh tutor atau pamong belajar adalah mengubah pola pembelajaran dari tutor-sentris menjadi peserta didik-sentris, menyusun aktivitas belajar yang mendorong eksplorasi, diskusi, dan refleksi serta mengintegrasikan pengalaman hidup peserta didik ke dalam proses pembelajaran.

BACA JUGA:Sekolah Adat Tunggu Tubang Siap Berdiri di Ulu Nasal, Warisan Kearifan Orang Semende untuk Generasi

Pendekatan yang dapat menjawab tantangan tersebut adalah pendekatan pembelajaran mendalam. Pembelajaran mendalam merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa dan olah raga secara holistik dan terpadu. Pembelajaran mendalam adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep secara bermakna, kemampuan berpikir kritis, refleksi serta penerapan pengetahuan dalam konteks kehidupan nyata. Peserta didik tidak hanya menghafal tetapi mampu mengaitkan materi dengan pengalaman dan permasalahan sehari-hari. Dalam pendidikan kesetaraan, pembelajaran mendalam diimplementasikan dengan prinsip : 

  • Berpusat pada peserta didik
  • Kontekstual dan relevan dengan kehidupan nyata
  • Kolaboratif dan partisipatif
  • Reflektif dan berkelanjutan

Mengembangkan keterampilan abad 21 (4C yaitu creativity, critical thinking, communication,  colaboration)

Menurut Wina Sanjaya (2008), pendekatan pembelajaran merupakan sudut pandang atau cara pandang terhadap proses pembelajaran, sedangkan strategi pembelajaran adalah rencana tindakan yang mencakup penggunaan metode dan sumber belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tutor atau pamong belajar berperan sebagai fasilitator pembelajaran, motivator dan pendamping refleksi. Strategi pendekatan pembelajaran mendalam yang bisa diimplementasikan di kesetaraan adalah :

Pembelajaran Kontekstual

Tutor/pamong belajar mengaitkan materi dengan  situasi nyata, seperti : Matematika (pengelolaan keuangan), Bahasa Indonesia (penulisan surat lamaran kerja), IPA (kesehatan reproduksi). Materi tidak disajikan secara abstrak, melainkan melalui studi kasus dan pertanyaan pemantik.

Project Based Learning (PBL)

Peserta didik mengerjakan proyek nyata, misalnya produk pemberdayaan dan keterampilan yang berkelanjutan sehingga ketika peserta didik menyelesaikan pendidikan di kesetaraan selain mendapatkan ijazah diharapkan mereka mempunyai life skills yang bisa dipertanggungjawabkan dan pada akhirnya mampu membuat rencana usaha sederhana. 

Diskusi dan Refleksi

Misalnya berdiskusi berdasarkan pengalaman pribadi, melakukan refleksi tertulis atau lisan atas pembelajaran yang diperoleh dalam kelompok kecil untuk menganalisis masalah dan mempresentasikan hasil diskusi. Di sini tutor berperan sebagai fasilitator yang membimbing proses berpikir, bukan sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: