DLH Lestarikan Gajah Sumatera

Rabu 05-12-2018,21:40 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

RBO, BENGKULU - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Forum Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial Koridor Gajah segera meluncurkan program pelestarian gajah Sumatera. Program itu merupakan penyelamatan habitat gajah mellaui koridor gajah di bentang Seblat, Kabupaten Bengkulu Utara dan Mukomuko, Provinsi Bengkulu.

"Peluncuran akan dilaksanakan di sekitar habitat Rafflesia di Taman Wisata Alam Seblat," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu, Agus Priambudi, Rabu, (5/12).

Agus mengatakan pembentukan koridor gajah yang ditetapkan dalam bentuk Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) yang menjadi salah satu upaya mengatasi ancaman kepunahan gajah Sumatera yang saat ini berstatus kritis. Menurut dia, khusus di Bengkulu, kondisi habitat gajah terfragmentasi akibat pembukaan hutan untuk berbagai kepentingan dikhawatirkan mempercepat kepunahan gajah. Sedangkan pembentukan koridor gajah tersebut juga sangat penting mengingat hampir 80 persen wilayah jelajah gajah berada di luar kawasan konservasi.

“Koridor yang dibangun berfungsi menghubungkan antarwilayah yang terfragmentasi sehingga antarkelompok gajah dapat terhubung atau bertemu,” kata Agus menjelaskan. Sekretaris Forum Kolaborasi Pengelolaan KEE koridor gajah, Ali Akbar, mengatakan pelestarian gajah Sumatera atau Elephas maximus Sumatranus di wilayah Bengkulu dibangun secara partisipatif, sehingga semua pihak terlibat secara aktif.

"Saat ini ada beberapa aktivitas dari anggota forum yang sudah berjalan seperti penelitian Deoxyribonucleic Acid (DNA) gajah yang dilakukan BKSDA dan Jurusan Biologi Universitas Bengkulu," kata Ali Akbar.

Peluncuran KEE yang akan dilaksanakan di sekitar habitat di wilayah Bengkulu Utara lebih pada kampanye sekaligus sosialisasi kepada masyarakat untuk melestarikan gajah Sumatera bersama-sama.

“Kawasan ekosistem esensial koridor yang diusulkan dalam KEE bentang alam Seblat mencakup hutan produksi Air Rami, hutan produksi terbatas Lebong Kandis, taman wisata alam Seblat dan sebagian konsesi IUPHK dan HGU perkebunan kelapa sawit,” kata Ali. (Bro)

Tags :
Kategori :

Terkait