Oleh: Ruslan Hardoko, S.Pd
RBO, ARGA MAKMUR - ANAK cerdas dan pintar merupakan dambaan setiap orang tua. Setiap ibu dan ayah, pasti akan merasa sangat bangga ketika sang buah hatinya meraih prestasi di sekolah atau aktivitas lainnya. Hal tersebut dapat dicapai dengan membudayakan sikap rajin belajar dan memberikan asupan gizi yang cukup kepada anak-anaknya. Asupan zat gizi menunjukkan korelasi yang positif dengan perkembangan kecerdasan anak. Berbagai penelitian menunjukkan, bahwa skor IQ anak dengan asupan gizi optimal memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan nilai IQ anak yang mengalami gizi kurang. Hal ini sesuai dengan pernyataan berikut. “Anak sekolah harus diberikan gizi yang cukup, sehingga tidak berdampak pada pertumbuhan fisik dan prestasi belajar mereka”. (Dr Mutsyuhito Solin, MPd, Pakar Pendidikan Unimed ). Perlu diingat, bahwa prestasi maksimal hanya dapat diperoleh apabila kesehatan dalam keadaan prima. Sudah banyak penelitian yang menyimpulkan pentingnya gizi untuk meningkatkan kemampuan belajar hingga pendidikan tertinggi. Kebiasaan buruk orang tua di rumah akan mempengaruhi prestasi anaknya. Terutama orang tua yang tidak menyediakan makan pagi bagi anaknya, atau memberikan makanan yang asal kenyang. Memang sebagian besar orang tua sudah memberi uang saku setiap harinya. Tetapi perlu diketahui bahwa di sekolah anak tidak bebas mencari asupan yang bergizi. Hal ini karena anak hanya membeli makanan di kantin sekolah yang mana makanan yang tersedia sangat terbatas. Walau dengan uang saku yang besar, apabila makanan yang tersedia kurang bergizi, tentunya kurang mendukung aktifitas belajar anak di kelas. Anak akan merasa cepat lelah dan kantuk. Dengan kondisi seperti ini, secara langsung akan mempengaruhi konsentrasi anak dalam mengikuti pelajaran di kelasnya. Apabila konsentrasi belajarnya terganggu secara otomatis siswa tidak dapat menyerap materi pelajaran secara maksimal, sehingga prestasinya juga akan tidak maksimal. Sebagaimana kutipan berikut, “Siswa yang tidak sarapan di rumah sebelum berangkat ke sekolah, kurang konsentrasi dalam menerima pelajaran dari guru dan mudah terserang penyakit.” (Dr Mutsyuhito Solin, MPd). Di samping itu, “Sebanyak 56 persen anak sekolah berangkat menuntut ilmu tanpa sarapan terlebih dahulu.”( Arif Satria, Dekan Ekologi Institut Pertanian Bogor). Progam aksi bergizi yang dilaksanakan di sekolah seminggu sekali setidaknya akan mengubah pola pikir siswa dan orang tua. Setiap hari Jumat misalnya, siswa dibiasakan membawa makanan dari rumah, kemudian dimakan di sekolah sebelum KBM berlangsung. Dengan diwajibkannya membawa makanan dari rumah secara otomatis akan membuat orang tua menyediakan makanan yang terbaik bagi anak-anaknya. Orang tua yang tadinya kurang atau tidak pernah menyediakan makan pagi akan mulai berpikir untuk selalu menyediakan makan pagi bagi anak-anaknya. Tidak hanya makan, tetapi kegiatan aksi bergizi juga diisi dengan penyuluhan tentang gizi seimbang. Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kegiatan Aksi Bergizi di sekolah berpedoman modul dari UNICEF. Dalam modul tersebut berisi lima tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan selama 36 kali pertemuan. Setiap tahapan dibagi dalam beberapa sesi yang berbeda. Yaitu, tahap pertama: memahami siklus hidup ‘di mana saya saat ini’. Tahap kedua: hal-hal yang diperlukan untuk tumbuh sehat. Tahap ketiga adalah sehat bersosialisasi. Tahap keempat memahami kerentanan dan resiko diri. Tahap kelima adalah tetap sehat untuk masa depan yang lebih baik. Sebagai salah satu guru yang mengajar pendidikan geografi di SMAN 15 Bengkulu Utara, penulis merasa terkendala membimbing anak. Anak kurang bergairah dalam belajar, lesu, mengantuk dan kurang memperhatikan. Dari pengakuan anak menyebutkan bahwa mereka tidak pernah sarapan dari rumah. Mereka hanya makan jajanan yang ada di kantin sekolah. Begitu keseharian sebagian besar anak-anak di SMAN 15 Bengkulu Utara. Kegiatan Aksi Bergizi di sekolah perlu diterapkan dalam rangka meningkatkan keberhasilan sekolah itu sendiri. Dengan memahami dan mengikuti kegiatan aksi bergizi, siswa akan mendapatkan pengalaman hidup yang lebih baik dan akan menjadi bekal bagi mereka dalam menjalani kehidupan di masa kini dan di masa depan. Mereka dapat memilih dan memilah mana yang terbaik bagi dirinya. Baik mengenai makanan maupun gaya hidupnya. Dengan menjalani hidup sehat membuat mereka lebih bersemangat dalam belajar dan tentunya prestasi akan meningkat. (*) * Penulis adalah guru Geografi SMAN 15 Bengkulu UtaraAksi Bergizi Meningkatkan Prestasi?
Minggu 05-01-2020,21:17 WIB
Editor : radar
Kategori :