Warga Bengkulu Masih Banyak Laksanakan Ngabuburit

Senin 27-04-2020,19:27 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

Kasatpol PP Imbau Terapkan Sosial Distancing RBO   >>>   BENGKULU   >>>   Meskipun ditengah wabah pandemic Covid-19 yang bisa saja tertular dan mengenai siapa saja, namun nampaknya sebagian warga masyarakat Bengkulu tidak begitu mengkhawatirkan penyebaran virus corona yang bisa menular dengan mudah antar manusia tersebut. Hal ini seperti diungkapkan oleh Kasatpol PP Provinsi Bengkulu, Murlin Hanizar M.Si.

“Jadi gini, mungkin seperti sama-sama diketahui, kita sudah hampir dua bulan sejak pandemic Covid-19 ini terjadi, kami tetap mengimbau terutama tidak berkerumun sosial distancing. Di dalam bulan puasa yang sudah memasuki puasa Ramadan ketiga ini, masih ada sore-sore remaja dan warga yang masih melakukan istilahnya ngabuburit buka puasa bersama di luar. Ya silakan saja asalh jangan berkerumun. Gunakan masker, jaga jarak,” ungkap Kasatpol PP Provinsi Bengkulu tersebut kepada RADAR BENGKULU Senin (27/4).

Begitu juga, lanjut Murlin, untuk masyarakat yang berjualan makanan atau takjil, pihaknya tidak melarang. Namun hendaknya tetap dengan mengikuti protap protocol Covid-19. “Hendaknya pedagang dan pembeli utamakan keselamatan, gunakan masker, tidak berkerumun, bila perlu pesan online saja. Jadi, lebih mengurangi kerumunan,” terang Murlin.

Kemudian dari hasil rapat di Polda Bengkulu tadi, kata Murlin, juga membahas larangan mudik. “Jadi, sudah ada pemberlakuan penyekatan di titik-titik perbatasan pintu masuk Bengkulu di lima titik pintu masuk itu selama 37 hari. Mulai hari ini setiap hari dilaksanakan. Dan misal ada warga Bengkulu ingin mudik ke Jakarta, dari Bengkulu mungkin dia lolos, tapi ketika masuk wilayah orang lain belum tentu. Sebab itu, kami juga minta pada kawan-kawan media kalau ada travel-travel gelap yang masih beraktifitas untuk segera dilaporkan untuk kita tindak lanjuti, sebab mereka ini sulit dipantau. Tapi kalau yang turun dari angkutan resmi, itu bisa kita pantau. Begitu dia masuk Bengkulu, langsung didata, dipantau, kemudian diisolasi mandiri. Lewat 14 hari baru bisa bebas keluar rumah. Sebab, kalau dia itu masuk lewat travel gelap, dan dia maaf ternyata ada indikasi positif, kemudian sudah kemana-mana trakingnya, kita juga repot menelusurinya. Seperti di Mukomuko itu, sekarang ada 9 orang. Dan dalam melaksanakan ibadah selama bulan suci Ramadan ini kan pemerintah bersama MUI sudah jelas mengimbau bila perlu untuk saat ini kita utamakan keselamatan dan kesehatan dengan beribadah di rumah. Sampai sekarang masih ada mesjid yang melaksanakan aktivitas ibadah, namun kita tetap pantau terus. Kita imbau terus untuk mengikuti instruksi pemerintah,” pungkas Murlin. (idn)

Tags :
Kategori :

Terkait