Ratusan Buruh Harian PT. DDP Minta Peluang Kerja Seperti Semula

Rabu 05-08-2020,21:13 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

RBO >>> MUKOMUKO <<<  Ratusan warga dari Desa Lubuk Bento, Air Berau, Pondok Suguh, Pondok Kandang, Karya Mulya dan Desa Tunggang, Kecamatan Pondok Suguh yang selama ini menjadi buruh harian di perusahaan perkebunan kelapa sawit milik PT Daria Dharma Pratama (DDP) pada Rabu (5/8) kemarin ngamuk dan menutup jalan yang menjadi akses aktivitas perusahaan tersebut.

Warga menutup akses jalan perkebunan PT. DDP yang berada di wilayah Desa Air Berau, Kecamatan Pondok Suguh ini dilatarbelakangi tuntutan mereka belum diakomodir oleh pihak perusahaan. Ratusan warga yang didominasi oleh kaum hawa ini menuntut perusahaan memberikan peluang kerja harian 15 - 20 hari per bulan.

Sejak tiga tahun terakhir, buruh harian setempat hanya berkesempatan bekerja 3 - 5 hari saja per bulan dengan upah Rp 94.000 per hari. Diduga, hal itu terjadi karena perusahaan PT. DDP memanfaatkan jasa pihak kedua atau kontraktor untuk mengerjakan pekerjaan yang selama ini dikerjakan buruh harian. Diantaranya seperti memupuk, menebas gawangan, memungut brondol dan menyemprot.

Camat Pondok Suguh, Abdul Hadi, S.Sos ketika dikonfirmasi RADAR BENGKULU kemarin membenarkan bahwa ratusan buruh melakukan aksi demo dengan menutup akses jalan perkebunan milik PT. DDP.

"Aksi ini dilatarbelakangi ketidakpuasan terhadap keputusan perusahaan. Kalau dulukan para buruh ini bekerja langsung dengan pihak DDP. Kemudian dalam sebulan, masing-masing bisa bekerja 15 - 20 hari perbulan. Nah, dalam tiga tahun terakhir, perusahaan memutuskan menggunakan pihak kedua. Artinya ,para buruh ini bekerja dengan kontraktor. Bukan PT. DDP. Kemudian, warga ini, sekarang cuma bisa bekerja 3 -5 hari saja per bulan," lanjut Abdul Hadi mengungkapkan.

Ditambahkan Camat, aksi penutupan jalan ini sudah dilakukan dua kali. Pihak Kecamatan, Desa dan termasuk BPD masing-masing desa sudah mencoba memfasilitasi persoalan antara warga dengan PT. DDP ini. Bahkan dikabarkan, antara warga dan PT. DDP sudah menandatangani kesepakatan.

"Beberapa minggu lalu telah kami fasilitasi pertemuan kedua belah pihak ini. Namun belum ada titik temu atau harapan para buruh belum dapat diakomodir, beber Camat.

"Buruh yang bekerja di PT DDP meminta dikembalikan seperti sebelumnya. Tidak ada pemotongan hari kerja dan lainnya. Jika ini tidak dikabulkan, ratusan buruh akan kembali menutup akses jalan menuju perkebunan PT. DDP," pungkasnya.

Radar Bengkulu telah mencoba menghubungi pihak PT. DDP, dalam hal ini Manajer PT. DDP Mawardi via handpone untuk meminta konfirmasi. Akan tetapi, baik telepon maupun SMS belum direspon yang bersangkutan. Sehingga tanggapan dari pihak PT. DDP belum dapat dimuat hingga berita ini diturunkan. (sam)

Tags :
Kategori :

Terkait