Sampah Batok Kelapa Tinggalkan Masalah

Selasa 02-02-2021,16:19 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

RBO >>> BENGKULU >>>   Sampah batok kelapa membutuhkan waktu cukup lama untuk proses penghancurannya. Sampah-sampah jenis batok kelapa ini menimbuni hampir sepanjang kawasan Pantai Panjang Bengkulu. Oleh karena itu, Pemkot Bengkulu berencana akan membeli mesin bubut untuk penghancur batok kelapa. Ini disampaikan Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi,S.E.,M.M. saat rapat koordinasi dan pengarahan dalam rangka penerapan program Merdeka Belajar Merdeka Sampah, di ruang Hidayah Kantor Walikota Bengkulu, Selasa (2/2).

Dikatakan Dedy, sampah di pantai panjang 80 persen adalah sampah berupa batok kelapa dan ia belum menemukan pola-pola yang pas untuk mengatasi sampah batok kelapa tersebut. “Akhirnya salah satu terobosannya adalah harus dihancurkan dulu. Maka sekarang sedang dibuat mesin penghancur batok kelapa. Ketika hancur, dari batok kelapa bisa dijadikan pupuk kompos. Ini soal inovasi dan terobosan,” ujar Dedy.

Dedy mengatakan, anggaran untuk pembelian mesin pelebur atau penghancur tersebut ada di Dinas Lingkungan Hidup (LH). “Kebetulan ada anggaran di LH untuk pengolahan sampah sistem diasapi atau menggunakan listrik. Awalnya kita ingin beli mesin untuk ngepress dan bakar sampah. Tapi menurut saya, kita fokus bagaimana menyelesaikan sampah batok kelapa ini. Maka anggaran tadi tetap digunakan untuk pengelolaan sampah. Yakni ,dengan dibelikan mesin penghancur tadi,” jelas Dedy.

Untuk sementara, kata Dedy  perintahkan Dinas LH dan Dinas Pariwisata untuk datang ke bengkel bubut yang ada di Kota Bengkulu yang menyediakan mesin penghancur. “Nanti batok kelapa tersebut kita masukkan dalam mesin dan keluar sebagai serbuk yang bisa menjadi pupuk. Karena kalau tidak dihancurkan dengan mesin, bekas kelapa itu akan lama hancurnya dan menjadi tumpukan sampah. Saya juga minta lurah yang berada di pesisir pantai tolong libatkan dan gerakkan warganya untuk membersihkan sampah,” kata Dedy.

Hadir dalam rakor tersebut Ketua TP2KB beserta seluruh anggota, mantan Gubernur Bengkulu Ust Junaidi Hamsyah,S.Ag.,M.Pd, mantan rektor UMB, perwakilan dari TNI, Ketua LPM Unib, Ketua LPM Unived, Ketua LPM IAIN, Ketua PGRI provinsi, dan beberapa kepala OPD terkait di lingkungan Pemkot Bengkulu.

Terkait dengan rakor tersebut, Dedy menjelaskan bahwa ia sudah mengikuti zoom meting dengan Mendikbud yang diikuti seluruh gubernur, bupati dan walikota se-Indonesia. Pada intinya terkait dengan program Merdeka Belajar Merdeka Sampah, tidak hanya melibatkan perguruan tinggi saja, namun juga termasuk siswa di sekolah dasar, SMP dan SMA.

“Kami pikir program ini hanya terfokus kepada perguruan tinggi saja. Ternyata juga termasuk ke sekolah dasar, menengah pertama dan menengah atas. Bagaimana kita menggali potensi anak didik, membangun kemampuan daya pikir dan tingkat partisipasi mereka dalam hal pembelajaran,” ujar Dedy.

Nanti, sambung Dedy sebagai implementasi dan realisasi dari program Merdeka Sampah Merdeka Belajar, akan ada pertemuan kecil dengan masyarakat, juga ada edukasi pola door to door ke masyarakat. (Mg-7)

Tags :
Kategori :

Terkait