Inilah Kiat Marbut Meraih Studi dan Prestasi

Rabu 16-02-2022,07:01 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

  radarbengkuluonline.com, BENGKULU - Meskipun berlatarbelakang dari keluarga menengah ke bawah, ini tidak menyurutkan semangat seorang Muhammad Polem untuk melanjutkan pendidikannya hingga ke perguruan tinggi. Walaupun ayahnya, Alwie Sigli hanya sebagai seorang pedagang dan ibunya Susu Jupita sebagai ibu rumah tangga, ia tetap berusaha agar bisa kuliah. Salah satu upanya untuk melanjutkan kuliahnya dengan berusaha mendapatkan beasiswa bidikmisi. Perjuangannya itu tidak sia-sia. Selama berkuliah, ia memilih tinggal di Masjid Al-Faruq UIN FAS Bengkulu. Selain untuk mengabdi di masjid, ia juga ingin mengurangi pengeluaran untuk uang kost/tempat tinggal. Menurutnya tinggal di masjid sebagai salah satu bentuk cinta kepada Allah. Walaupun hanya seorang marbot masjid, namun Polem banyak meraih prestasi. Tak hanya di tingkat provinsi atau nasional, namun juga hingga ke internasional. Ia pernah menjadi Delegasi Indonesia Asean Youth Assembly (Se-ASEAN) di Surabaya, Juara 2 Essai Nasional di UIN Riau Indonesia, Juara 1 Essai tingkat Nasional di IAIN Padangsidimpuan, Juara 1 syarhil qur'an tingkat provinsi, juara 3 duta genre se-provinsi Bengkulu 2020, Duta Bahasa Berbakat 2021, Duta Inspirasi Nasional 2021. Kecerdasan yang dimilikinya berasal dari keturunan/gen ayahnya yang memang sudah cerdas dari dulu. Selain itu ia juga giat belajar dan berlatih untuk meraih prestasi. Ia menuturkan, "Kiat- kiat meraih prestasi dalam prestasi tentunya yang utama adalah selalu beribadah. Mengingat kedua orang, dan setiap mengikuti lomba selalu meminta doa dan restu dari orangtua. Selebihnya kembali ke usaha dan perjuangan kita sendiri." Motivasinya dalam meraih prestasi ialah ingin beda dari orang lain. Karena menurutnya, dalam hidup hanya ada 2. Ingin menjadi orang yang cerdas dan dikenal orang atau tidak. Jika ingin dikenal orang, maka harus meraih prestasi sebanyak mungkin. Tentu dalam meraih prestasi tersebut, ia memiliki hambatan terbesar yang dialami. Yaitu nafsu. Karena harus bisa mengontrol dan berbagi waktu. Adapun cara ia membagi waktu antara kuliah, organisasi dan sebagiannya yaitu dengan membuat skala prioritas. "Kita harus ada prioritas. Mana yang harus lebih didahulukan dan tidak," ujarnya. Saat ini ia sudah semester akhir Program Studi Pendidikan Agama Islam di UIN FAS Bengkulu. Target kedepannya, ia ingin melanjutkan pendidikannya hingga jenjang S2 sembari mondok belajar kitab kuning. Seperti motto hidupnya, "Dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan cinta hidup menjadi indah, dan dengan agama hidup menjadi terarah," tuturnya. Ia juga berpesan untuk para mahasiswa, jika ingin dikenal orang, kita harus berlomba-lomba untuk meraih prestasi. Namun jika tidak, maka akan seperti air mengalir. Mahasiswa harus menciptakan karya dan pengalaman yang berharga. (Mg-3)    

Tags :
Kategori :

Terkait