PENGANTAR REDAKSI: Kota Bengkulu merupakan ibukota Provinsi Bengkulu. Kota yang memiliki nama kelurahan yang unik-unik itu juga memiliki riwayat tempo dulu. Apa itu? Yaitu, Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu. Bagaimana riwayatnya, silakan baca laporan khusus wartawan RADARBENGKULUONLINE.COM itu secara bersambung ini sampai tuntas. Walaupun tulisan ini belum lengkap, setidaknya bisa jadi bahan masukan untuk semua pihak. Kalau pun ada kekurangan, ini bisa diperbaiki oleh tokoh masyarakat Bengkulu untuk menuju ke arah kesempurnaan. (*) Buat Surat Perjanjian Bersama AZMALIAR ZAROS - Kota Bengkulu RADARBENGKULUONLINE.COM - KARENA tanah Bugis pada waktu itu di dalam keadaan perang, maka Tuan Daeng Makrufa pamit untuk meninggalkan daerahnya. Tetapi saudaranya tidak mengizinkan. Meskipun demikian , ia tetap berlayar. Saat terjadi pertentangan dengan pulau Sumatera, tiba-tiba datanglah angin ribut. Sehingga pecahlah pencalang itu. Lalu ia kandas dikarang laut Inderapura. Disana dia naik. Lalu memberitahukan kepada Sultan Inderapura atas kemelaratannnya serta memperlihatkan surat tambo keturunan dari raja di tanah Bugis. Setelah diketahui oleh Sultan keadaannya, maka dipeliharannya dan dimintanya supaya Tuan Daeng Makrufah tinggal di Inderapura. Sebab, dia masih berkaum. Maka tinggalkan ia disana. Setelah beberapa lama tinggal disana, maka karena sifat-sifatnya yang terpuji lagi berani, sehingga Tuanku Inderapura menaruh minat dan kasih sayang kepadanya. Maka ia dikawinkan oleh Sultan pada saudaranya yang perempuan. Pada tahun 1630, lahirlah seorang putra Tuanku Daeng Makrufah yang dinamakan Sutan Silan. Kata setengah orang Sutan Belinan. Gelarnya dalam bahasa Bugis Tuan Daeng Mobela. Adapun bapaknya yang bernama Tuanku Daeng Makrufah kembali ke Bugis. Karena, dia diminta oleh saudaranya yang jadi kerajaan di Bugis. Ketika tuangku Daeng Mobela ini besar, maka banyaklah muslihat atau strategi yang dijalankannya untuk mengatur negeri dan mendamaikan segala perampokan. Ia tidak mau mundur atas suatu pekerjaan. Dengan keadaan yang demikian, maka terkenallah namanya antara negeri sama aturannya dan kegagahannya. Sehingga raja dan kompeni Inggris Bangkahulu memintanya supaya datang ke Bangkahulu . Karena, dia meminta tolong untuk mencarikan jalan damai dalam peperangan yang terjadi di Bangkahulu. Permintaan itu dikabulkan setelah beberapa kali dijemput. Sehingga raja Bangkahulu dengan kompeni Ingris meminta dengan seboleh-bolehnya berkedudukan di Bangkahulu. Raja Bangkahulu dan kompeni Inggris berjanji memberi kedudukan pangkat selagi ada zuriatnya. Ia mendapat pangkat kapten Handi Rabil, kepala dari segala militer dan memerintah sekalian dagang peranakan dan kuasa daripada segala opium (ganja) dan membuat perjanjian. Yaitu, jika musuh datang dari darat, maka tuan Daeng yang melawannya. Jika datang dari laut, kompeni Inggris yang melawannya. Surat penjanjian itu dibuat empat serupa yang sudah ditandatangani oleh raja Sungai lemau. Kompeni Inggris, Tuan Daeng Mobela , Tuan Inderapura. Surat penjanjian itu dibuat di kantor besar Bangkahulu. Surat keterangan itu isinya surat bersumpah setia, tidak boleh melancung aniaya kepada Tuan Daeng Mobela. Jika tuan Daeng Mobela mendapat sesuatu hal hendaklah kompeni Iggris dan raja Bangkahulu lekas kirim kabar di Inderapura. Jika Inderapura mendapat kesusahan, seboleh-boleh akal tuanku Daeng Mobela maka kompeni dan Raja Bangkahulu akan membantu negeri Inderapura. Begitu juga negeri Bangkahulu, jika mendapat kesusahan Tuanku Iderapura akan membantu. Demikianlah bunyi surat perjanjian itu yang sudah ditandatangani dan dipegang oleh masing-masing orang tersebut. Surat itu dibuat, waktu itu merupakan yang kedua kalinya Tuanku Daeng Mobela datang ke Bangkahulu untuk menyelesaikan perusuhan dan mengamankan negeri yang terjadi di Pagardin.(bersambung)