Inilah Riwayat Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu (22), Thomas Farr Jadi Residen di Bengkulu

Sabtu 31-12-2022,17:18 WIB
Reporter : Azmaliar Zaros
Editor : Yar Azza

 

PENGANTAR REDAKSI:

Kota Bengkulu merupakan ibukota Provinsi Bengkulu. Kota yang memiliki nama kelurahan yang unik-unik itu juga memiliki riwayat tempo dulu. Apa itu? Yaitu, Selingkar Tanah Bengkulu Tempo Dulu. Bagaimana riwayatnya, silakan baca laporan khusus wartawan  RADARBENGKULUONLINE.COM    itu secara bersambung  ini sampai tuntas. 

Walaupun tulisan ini belum lengkap, setidaknya bisa jadi bahan masukan untuk semua pihak. Kalau pun ada kekurangan, ini bisa diperbaiki oleh tokoh masyarakat Bengkulu untuk menuju ke arah kesempurnaan.   (*)

 

Thomas Farr Jadi Residen di Bengkulu 

AZMALIAR ZAROS -Kota Bengkulu

 

RADARBENGKULUONLINE.COM -  Pada tahun 1738 Raden Temenggung Wirioadiningrat sama Raden Sang Nata datang dari Madura dan tinggal di Bangkahulu.

Pada tahun 1760 dua buah kapal perang Perancis mengusir orang Inggris dari Bangkahulu. Nama kapalnya Natal dan Tapanuli.

Graapd Ecting mau memberikan Bangkahulu kepada OIC kalau OIC mau memberi makan. Tetapi O.I.C. merasa takut kepada orang Inggris. Orang Inggris sebenarnya sudah mengundurkan diri dari Kota Bangkahulu.

Pada tahun 1763 kerajaan Inggris kembali menguasai Bangkahulu. Pada tahun 1766 kompeni Inggris mendirikan Paktori dan menempatkan seorang residen di Lais.

Pada tahun 1770 Manna dihancurkan dengan sehebat-hebatnya oleh gempa bumi. Sehingga kedapatan tanah yang retak-retak yang panjangnya sampai 400 cm  dan lebarnya sampai 30 cm.

Kemudian tahun 1782 Fort Marlborough kena tembak petus dan gudang mesin disitu terbakar  dan meletus. Sehingga sebagian besar benteng itu hancur. Pada tahun 1798 Robert Broff Couvernur Co President Bon mendatangkan bibit pala dan cengkeh.

Pada tahun 1801 dengan tidak memberi kabar lebih dahulu, pada tahun 1801 tiba-tiba datang seorang komisaris kompeni Inggris dari Benggala. Beliau terus masuk di dalam Fort Marlborough dan melepaskan segala pegawai negeri yang ada di sini.

Kejadian ini sangat menggemparkan kota ini. Segala amtenar Inggris dan Bumiputera dari pangkat rendah sampai pangkat tinggi ditahan gajinya dan dikasih onslag tidak boleh mendapat ampun lagi.

Setelah beberapa bulan kejadian  itu ambtenar yang dionslagkan itu dikembalikan lagi dalam pangkat pekerjannya dan dikasih pula uang ganti kerugian.

Sebabnya terjadi hal itu ialah karena amtenar –amtenar Inggris disini berbuat sekehendak hatinya. Seolah-olah tidak mau kenal pada pemerintahan Inggris di Benggala, yaitu tempat takluk pemerintahan Inggris di Bangkahulu ini.

Sebuah kapal Perancis masuk ke Pelabuhan Pulau Baai dan membeslag opium seharga 24.000 dolar kepunyaan militer Civer. Bangkahulu tempat penyimpanan opium bagi orang Inggris. Opium itu dijualnya dengan sembunyi ke tanah Jawa. Keuntungan dari opium itu bukan sedikit bagi orang Inggris.

Pada tahun 1805 -1807 Thomas Farr menjadi residen Pemerintahan Inggris di Bangkahulu. Asalnya dari Benggala.

Dia ternama seorang  yang memiliki tingkah laku yang kejam. Sehinga ia dikenal dengan gelar Raja api.

Kemana ia pergi orang mesti angkat dia dengan tandu sambil berlari.  Farr itu tidak mengenal belas kasihan kepada manusia. Lebih-lebih dia tidak berhati baik.

Orang yang memikulnya dibuatnya lebih dari binatang . Tiap hari pulang pergi dari gedung kota ini ke rumah tempat tinggalnya di luar kota, namanya Mont Valike dibawa dengan tandu dan dipikul orang berempat.

Pada suatu hari, salah seorang dari mereka yang memikul residen Farr ini meminta berhenti sebentar karena dia sangat haus.  Farr menyuruh orang itu minum air kencingnya sambil membuka celananya.’’Buka mulut kamu! Ini kencing kita kamu minum.’’

Tentu saja orang itu tidak mau. Tetapi kencing Farr itu sudah berhamburan keluar. Disiramnya kepala dan badan orang yang berempat itu.

Farr ini mengadakan aturan kerja paksa membuat kebun kopi bagi anak negeri. Oleh karena perangainya jahat, anak negeri berserikat akan membunuh Residen Farr itu dengan senbunyi.(bersambung)

 

 

 

Kategori :