Science Film Festival 2023 Gaungkan Pentingnya Restorasi Ekosistem kepada Pelajar

Sabtu 21-10-2023,19:54 WIB
Reporter : radar
Editor : radar

 

 

RBI JAKARTA – Science Film Festival kembali hadir di Indonesia dalam edisi keempat belas, menjangkau siswa-siswi SD sampai SMA di 70 kabupaten/kota secara hybrid mulai 21  Oktober hingga 30 November 2023. Tahun ini, festival yang diinisiasi Goethe-Institut ini  mengusung tema

 

“Agenda Dekade Restorasi Ekosistem dari PBB”. Para siswa-siswi akan  mengeksplorasi pentingnya perlindungan dan pemulihan ekosistem melalui pemutaran film- film internasional yang disertai berbagai eksperimen sains yang menyenangkan.

 

Science Film Festival di Indonesia akan memutar 18 film dari 12 negara, yakni Afrika Selatan, Amerika Serikat, Argentina, Brazil, Chile, Indonesia, Inggris, Jerman, Kazakhstan, Kolombia,  Tanzania, dan Thailand. Film-film yang sudah dikurasi untuk Science Film Festival dijadwalkan diputar bergantian secara luring di sekolah-sekolah di Jabodetabek, Blitar, Surabaya, Belitung Timur, dan Medan, yang diikuti eksperimen sains.

 

BACA JUGA:Sinopsis Anjanee Dewi Ular, Serial Thailand, cocok menemani santai Anda

Sejumlah pusat sains  di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, serta Pontianak juga turut berpartisipasi menggelar pemutaran dan eksperimen sains secara luring. 

 

Sementara itu, pemutaran film dan demonstrasi eksperimen sains akan berlangsung secara  daring via platform Zoom bagi siswa-siswi di kota-kota selain yang disebutkan di atas,  antara lain di Aceh, Arguni, Bintuni, Dolok Sanggul, Flores Timur, Jayapura, Kefamenanu, Pematang Siantar, Sidikalang, Sumbawa, Tobelo, Waikabubak, dan masih banyak lagi.

 

Pada tahun 2023, Science Film Festival menjadi mitra pendukung resmi agenda Dekade  Restorasi Ekosistem dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Agenda tersebut mengacu kepada periode 2021 hingga 2030, yang sekaligus merupakan tenggat pencapaian Tujuan  Pembangunan Berkelanjutan dan periode yang diyakini para ilmuwan sebagai jendela  terakhir untuk mencegah perubahan iklim yang berpotensi membawa bencana.

 

Restorasi  ekosistem berarti membantu ekosistem yang rusak atau hancur untuk kembali pulih, sekaligus melestarikan ekosistem yang masih utuh.

 

BACA JUGA:Sinopsis Moving Series Drama Korea Terlaris, Wajib Nonton!

Dr. Stefan Dreyer, Direktur Goethe-Institut Wilayah Asia Tenggara, Australia, dan Selandia  Baru, saat pembukaan pada Sabtu, 21 Oktober 2023 di Plaza Insan Berprestasi, Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, menyampaikan bahwa Science Film Festival berkomitmen  menyoroti pentingnya pertimbangan ekosistem dalam pengelolaan lahan, air, dan sumber  daya hayati secara terpadu.

 

Tak hanya itu, komitmen ini juga menggarisbawahi kebutuhan  mendesak untuk meningkatkan upaya mengatasi penggurunan, degradasi lahan, erosi dan  kekeringan, kehilangan keanekaragaman hayati, dan kelangkaan air.

 

“Hal-hal ini dipandang sebagai tantangan lingkungan, ekonomi, dan sosial dalam  pembangunan berkelanjutan global. Dengan menghadirkan film dari berbagai belahan dunia  dengan topik-topik ilmiah untuk penonton muda, kami berharap dapat menumbuhkan  kreativitas serta semangat pemuda bereksplorasi dan mencintai sains,“ katanya. 

 

Festival tahun ini didukung oleh sejumlah mitra utama, yakni Kementerian Pendidikan,  Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; Kedutaan Besar Republik Federal Jerman; inisiatif

BACA JUGA:Sinopsis Film Pamali Dusun Pocong, Tayang Awal Oktober

“Sekolah: Mitra menuju Masa Depan” (PASCH); Bildungskooperation Deutsch (BKD); Rolls-  Royce; Universitas Paramadina; Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya; Universitas Negeri  Jakarta, dan PGRI.

 

Tak hanya itu, penyelenggaraan festival ini bekerja sama dengan lebih  dari 300 mitra lokal, di antaranya mencakup sekolah, institusi pendidikan, pusat sains,  komunitas, dan mitra media.

 

 

Tatang Muttaqin, Staf Ahli Bidang Manajemen Talenta Kementerian Pendidikan,  Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, mengatakan tema yang diangkat Science Film Festival  kali ini tidak hanya merefleksikan panggilan untuk bertindak, tetapi juga menggambarkan  tekad bersama dalam membangun masa depan yang berkelanjutan dan lestari bagi generasi  mendatang.

 

 

“Penting bagi generasi muda untuk mengetahui dan menguasai sains bagi  keberlangsungan lingkungan kita. Saya harap acara ini tidak hanya menyuguhkan film yang  berkualitas dan menginspirasi imajinasi tentang sains, namun juga bisa membuka pemikiran  adik-adik bahwa sains itu menyenangkan,” ucapnya.

BACA JUGA:Viral Lagi, Sinopsis Film Nike Ardilla The Series

 

Ina Lepel, Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste,  menyatakan, “Melalui sains, kita makin paham tentang pentingnya ekosistem yang sehat  bagi kehidupan manusia, upaya mengatasi perubahan iklim, dan pelestarian  keanekaragaman hayati. Tak diragukan lagi, kemajuan di bidang sains akan memainkan  peran yang sama pentingnya dalam rangka menemukan solusi bagi tantangan yang kita  hadapi.“

 

Resmi dibuka  Saat pembukaan Science Film Festival 2023 berlangsung di Plaza Insan Berprestasi,  Kemendikbudristek, Jakarta, lebih dari 200 pelajar menyaksikan film animasi Indonesia  berjudul Sang Penerang Desa, yang bercerita tentang pengalaman Puni tinggal di desa dan  menemukan inspirasi untuk membawa perubahan di desa-desa Indonesia dengan  membangun pembangkit listrik tenaga mikro-hidro.

 

Selain itu, para siswa-siswi menonton  Checker Tobi: The Waste Check, film asal Jerman yang mengajak penontonnya melihat  bagaimana sampah kemasan berbahan plastik dapat diolah menjadi sesuatu yang baru.

 

Setelah menyaksikan kedua film, sejumlah siswa berpartisipasi dalam eksperimen sains  bernama “Gas Karbondioksida“.

 

Para siswa menerima tantangan untuk meniup balon serta  memadamkan api dengan menggunakan gas karbondioksida, hanya dengan menggunakan  asam cuka dan baking soda. Sejak diluncurkan di Thailand pada tahun 2005, Science Film Festival konsisten  mempromosikan literasi sains kepada pemuda di Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika,  Amerika Latin, dan Timur Tengah melalui komunikasi berbasis pengetahuan yang menghibur.

 

Science Film Festival diperkenalkan dan diadakan di Indonesia pada tahun 2010  seiring dengan upaya ekspansi regional festival pada masa itu. 

 

Dalam perjalanan waktu, festival ini telah mengukuhkan diri sebagai yang terbesar di dunia  untuk jenisnya, dengan sekitar 700.000 penonton di lebih dari 20 negara selama edisi tahun  2022, termasuk 66.533 penonton di Indonesia. Festival tahun ini diselenggarakan secara  internasional di 21 negara sejak 1 Oktober sampai 20 Desember.

 

Tentang Science Film Festival

Science Film Festival adalah perayaan komunikasi sains di Asia Tenggara, Asia Selatan,  Afrika, dan Timur Tengah. Bekerjasama dengan mitra lokal, perayaan ini mempromosikan  literasi sains dan memfasilitasi kesadaran akan isu-isu ilmiah, teknologi, dan lingkungan  kontemporer melalui film internasional dengan kegiatan pendidikan yang menyertainya.

 

Festival ini menyajikan isu-isu ilmiah yang mudah diakses dan menghibur bagi khalayak  luas dan menunjukkan bahwa sains bisa menyenangkan. Ajang ini telah berkembang pesat  sejak edisi pertamanya di tahun 2005 di Thailand, menjadi acara terbesar untuk jenisnya di  dunia.

 

Science Film Festival diselenggarakan di setiap negara oleh Goethe-Institut bekerjasama  dengan mitra lokal. Festival ini bergantung pada kolaborasi dan partisipasi aktif lembaga  pendidikan sains, sekolah, universitas, kementerian, dan pusat budaya di masing-masing  negara tuan rumah, serta antusiasme staf mereka dan mitra lainnya, seperti LSM, pendidik,  dan kelompok relawan pelajar, yang memfasilitasi pemutaran dan kegiatan. (RILIS)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Tags : #science film festival #dan timur tengah #asia selatan #afrika
Kategori :

Terkait

Terpopuler

Terkini