Dunia memang penuh kebohongan, penuh pengkhianatan dan kemunafikan.
BACA JUGA:CERPEN: SANG PIATU
Adam tiba-tiba merasa bergoyang dari tempatnya berdiri. Kencang, kencang sekali. Lama goncangan itu.
Kemudian dari dalam villa terdengar teriakan memanggil Adam.
“Mas Adam! Gempa! Gempa!” itu suara Eliza. Dia berteriak keras penuh ketakutan.
Adam pun berusaha berlari masuk. Tapi tubuhnya terasa limbung. Berat badannya karena gendut membuat tubuhnya tidak lincah lagi. Dia hanya berpegang di pilar teras itu.
“Liza! Liza! Aku disini!,” sahut Adam tak kalah kerasnya.
Wanita muda itu pun menghamburkan tubuhnya keluar, menuju Adam yang masih berpegang di pilar. Tubuh Eliza hanya mengenakan cawat dan kutang, langsung memeluk Adam. Tampak masih ketakutan sekali. Erat sekali Eliza memeluk tubuh Adam.
Waktu bersamaan, bangunan megah itu berbunyi di semua bagian. Dan semua benda di dalam villa tampak bergerak dan berayun-ayun.
Sejurus kemudian perlahan tubuh Adam dan Eliza kelihatan sudah mantap.
Rupanya beberapa saat gempa itu telah berhenti. Seketika Eliza memandang wajah Adam. Rasa ketakutan sedikit berubah penuh harap.
“Gempanya berhenti Mas…,” kata Eliza lirih dan manja.