RADARBENGKULU - Para pembaca yang dimuliakan Allah SWT , tidak terasa hari ini kita sudah memasuki hari Jumat lagi. Untuk itu, redaksi sudah menyiapkan khutbah Jumat untuk pembaca semua. Judulnya, Momen Berbenah Diri Pasca Ramadan.
Materi ini ditulis oleh Ustadz Ustadz Ahmad Sidik . Rencananya, materi ini akan disampaikan saat menjadi khatib shalat Jumat di Masjid Masjid Nurul Yaqin, Jalan Setia Negara Kelurahan Kandang Mas, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu.
Apa saja isi materi khutbahnya, silahkan dibaca langsung tulisannnya dibawah ini. Selamat membaca! Semoga ada manfaatnya bagi kita semua.
Jamaah Salat Jumat Rahimakumullah
Ramadan telah lewat dan kita memasuki bulan Syawal, lalu bulan-bulan berikutnya yang mungkin bagi kebanyakan orang “kurang istimewa.” Ramadan yang istimewa hadir dengan janji pelipatgandaan pahala, menekankan pengekangan hawa nafsu, dan momen menumpuk amal saleh sebanyak-banyaknya.
Dengan demikian Ramadan menjadi saat-saat penggemblengan hamba menjadi orang yang semakin dekat dengan Allah SWT atau dalam bahasa Al-Quran mencetak insan yang bertakwa (la‘allakum tattaqûn).
Didalam Ramadan umat Islam dianugerahi sebuah malam spesial bernama Lailatul Qadar yang setara dengan seribu bulan. Artinya, melakukan satu amal kebaikan pada malam itu setara dengan seribu amal kebaikan pada malam-malam diluarnya.
Tidurnya orang berpuasa bernilai ibadah, diamnya orang yang berpuasa bernilai tasbih, doanya dikabulkan, dan balasan atas perbuatan baiknya dilipatgandakan.
“Setiap amal kebaikan manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat.''
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah SWT daripada bau minyak kasturi.” (HR al-Bukhari dan Muslim).