Makan Daging Sapi dan Kerbau Terjangkit Penyakit Ngorok? Amankah? ini Penjelasannya

Kamis 31-10-2024,11:09 WIB
Reporter : Windi Junius
Editor : Syariah muhammadin

 

radarbengkuluonline.id  – Daging sapi dan kerbau yang terkena penyakit ngorok atau Septicaemia epizootica (SE) dinyatakan aman dikonsumsi manusia, asalkan bagian tertentu seperti jeroan tidak dimakan.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Bengkulu, drh. Yeni Misra, yang menegaskan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida, yang tidak menular ke manusia.

BACA JUGA:Sapi di Seluma Bebas dari Penyakit Ngorok

BACA JUGA:Penyebaran Penyakit Sapi Ngorok di Provinsi Bengkulu Mulai Mengkhawatirkan Peternak

"Penyakit ngorok yang menyerang sapi atau kerbau tidak berisiko bagi manusia. Karena, penyakitnya hanya menular antar-hewan ternak. Dagingnya aman dikonsumsi selama jeroan dihindari," jelas drh. Yeni Misra, Rabu 30 Oktober 2024.

Penyakit ngorok terutama menyerang sistem pernapasan ternak, menyebabkan pembengkakan di organ dalam. Karena itu, drh. Yeni mengingatkan agar bagian jeroan dari sapi atau kerbau yang terinfeksi tidak dimasak atau dimakan.

 "Jeroan bisa mengalami pembesaran atau kerusakan akibat infeksi, jadi lebih baik dihindari," tambahnya.

Meski begitu, masyarakat perlu waspada terhadap penyakit hewan lainnya yang bisa membuat daging tidak layak konsumsi. Beberapa penyakit hewan memiliki risiko tinggi menular atau menyebabkan masalah kesehatan jika dagingnya dikonsumsi. Berikut beberapa di antaranya:

Ensefalopati Spongiform Sapi (BSE). Penyakit yang dikenal sebagai “mad cow disease” ini dapat menular ke manusia melalui varian Creutzfeldt-Jakob Disease (vCJD), meski kasusnya jarang. BSE di banyak negara telah berhasil diberantas, tetapi kewaspadaan tetap perlu, khususnya pada daging yang diimpor dari wilayah yang masih berisiko.

Lumpy Skin Disease. Penyakit ini menyebabkan kulit ternak menjadi benjol-benjol dan rusak. Daging dari sapi yang terinfeksi dianggap tidak layak dikonsumsi karena kualitasnya menurun drastis.

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Penyakit ini sangat menular diantara hewan berkuku belah seperti sapi, kerbau, dan kambing. Virus PMK dapat bertahan di lingkungan yang lembab dan dingin dalam waktu lama. Daging dari ternak yang terjangkit PMK sebaiknya tidak dikonsumsi, karena meski tidak membahayakan manusia, kualitas dan keamanannya berkurang.

 

Scabies. Penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit ini dapat menular ke manusia. Hewan yang terkena scabies biasanya mengalami kulit gatal dan menebal, sehingga kualitas dagingnya pun menurun. Daging ternak dengan scabies tidak direkomendasikan untuk konsumsi.

Selain itu, penyakit-penyakit ini juga bisa mempengaruhi ekonomi peternak. Karena, menurunkan nilai jual ternak dan daging. Bagi para peternak di Bengkulu dan sekitarnya, pengetahuan tentang penyakit-penyakit yang berdampak pada keamanan daging ternak sangat penting untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan tetap berkualitas dan aman bagi konsumen.

Kategori :