Salah satu kegiatan unggulan yang mendapat perhatian besar adalah kompetisi model Tim Pengendalian Inflasi Daerah TPID) yang berbentuk simulasi model United Nations (MUN).
Dalam kompetisi ini, para mahasiswa dapat merasakan pengalaman menjadi pemangku kebijakan dalam mengendalikan harga, serta memahami bagaimana strategi pengendalian inflasi dijalankan. Baik di tingkat nasional maupun daerah.
“Kompetisi ini memberikan pengalaman langsung kepada para peserta untuk melihat bagaimana kebijakan pengendalian inflasi diterapkan dan bagaimana proses pengambilan keputusan dilakukan dalam pengendalian harga di daerah,” jelas Dhita.
Selain itu, Bank Indonesia juga berfokus pada penguatan peran guru dan influencer dalam menyebarkan pengetahuan mengenai inflasi.
“Kami mengajak para guru dan influencer untuk menjadi bagian dari upaya edukasi ini. Kami percaya mereka dapat menjadi agen perubahan dalam mengedukasi siswa, mahasiswa, dan masyarakat luas tentang pentingnya mengendalikan inflasi,” ujar Dhita.
Pada kesempatan ini, para peserta juga mendapatkan materi mendalam tentang pengendalian inflasi, serta bagaimana Bank Indonesia dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) berkolaborasi untuk menjaga kestabilan harga barang dan jasa.
Dalam forum edukasi ini, dijelaskan pula berbagai instrumen yang digunakan untuk mengatasi inflasi, serta bagaimana kebijakan moneter, seperti penetapan suku bunga acuan BI, berperan dalam menjaga inflasi tetap terkendali. Bank Indonesia juga membahas upaya mengatasi deflasi, yang merupakan salah satu tantangan dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Selain itu, dalam forum ini juga dibahas berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh daerah untuk mengatasi fluktuasi harga komoditas. Salah satu contoh yang dibahas adalah terkait pengelolaan komoditas pangan, seperti cabai, yang sering kali mengalami lonjakan harga.
“Kami mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kestabilan harga dengan cara menanam cabai atau komoditas pangan lainnya. Hal ini dapat membantu menstabilkan harga dan memberikan kontribusi dalam mengendalikan inflasi di daerah,” jelas Dhita.
Acara FLEKSI ini bertujuan untuk membangun kesadaran yang lebih tinggi di kalangan masyarakat. Terutama generasi muda, mengenai pentingnya pengendalian inflasi dan bagaimana mereka bisa berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi.
“Keberhasilan pengendalian inflasi membutuhkan sinergi dari seluruh elemen masyarakat. Kami berharap melalui FLEKSI ini, masyarakat akan lebih paham dan terlibat aktif dalam upaya pengendalian inflasi demi masa depan ekonomi yang lebih baik,” tutur Dhita.
Festival Edukasi Inflasi Bank Indonesia 2024 ini diakhiri dengan pengundian doorprize, penjelasan lebih lanjut mengenai lomba-lomba yang akan dilaksanakan, serta penyerahan cinderamata kepada peserta.
Semua peserta, termasuk para siswa, mahasiswa, guru, dan influencer, diajak untuk bersama-sama menjaga kestabilan ekonomi negara melalui pemahaman yang lebih baik tentang inflasi.
Melalui kegiatan ini, Bank Indonesia berharap dapat mendorong terciptanya masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya pengendalian inflasi, serta menjadi garda terdepan dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. (nau)