"Makhluk atau organisme dan mikroorganisme yang ada pada tanah, selain dibutuhkan tanaman, juga penting untuk kestabilan dan menjaga kesuburan tanah. Tidak merusak tanah. Pupuk organik bisa menjamin pertanian berkelanjutan," ujar Pitriyani.
Pitriyani menambahkan, pad tahun 2024 ini, Distan Mukomuko mendapat dana alokasi khusus (DAK) sekolah lapang. Mereka memanfaatkan DAK itu difokuskan pada pengembangan pertanian organik.
"Jadi sekolah lapang kita kemarin, sekolah lapangan gerakan pro organik. Tapi penerapannya bahan organik baru 30 persen. Kita perlahan mengenalkannya dengan para petani," sampainya.
Telah terbukti, tambah Pitriyani bersemangat, penerapan pertanian organik baik yang kombinasi dengan pupuk kimia, maupun 100 persen organik, hasil produksi diatas penggunakan pupuk kimia.
"Contoh padi 100 persen organik demplot Bank BI, hasil produksi mencapai 11 ton per hektar. Biasanya di Mukomuko hasil sawah itu sekitar 6 sampai 8 ton perhektar. Termasuk sekolah lapang kemarin hasil produksi juga meningkat," ungkap Pitriyani.
"Makanya Distan Mukomuko fokus mendorong pertanian organik ini. Dengan organik, masa depan pertanian berkelanjutan, ketahanan pangan juga berkelanjutan," demikian Kadis.