“Program pertama kami adalah menggelar pelatihan anggota pasca Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada Februari 2025. Ini akan menjadi fondasi untuk memperkuat jaringan dan kualitas pengusaha HIPKA,” tambahnya.
Profil Singkat Roni Desa, Lahir di Karang Anyar pada 29 Desember 1986, Roni merupakan alumnus Universitas Bengkulu yang aktif berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fisipol. Ia dikenal sebagai pengusaha yang bergerak di berbagai sektor, mulai dari penyediaan TBS (tandan buah segar), transportasi, perdagangan batu bara, hingga konstruksi dan properti. Pengalaman panjangnya di dunia bisnis menjadi modal utama dalam memimpin HIPKA Bengkulu.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah, menyampaikan usai membuka Musyawarah Wilayah (Muswil) HIPKA Bengkulu, harapan besar terhadap Himpunan Pengusaha KAHMI (HIPKA) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu.
Rosjonsyah menegaskan bahwa kolaborasi antara HIPKA dan pemerintah daerah sangat penting untuk mencapai target ekonomi yang telah dicanangkan pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Ia berharap HIPKA dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai negara dengan ekonomi kuat yang berbasis kewirausahaan.
“Kami harapkan kepengurusan HIPKA ke depan dapat berkolaborasi erat dengan pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, khususnya di Bengkulu. Ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo yang ingin melihat UMKM tumbuh sebagai tulang punggung perekonomian nasional,” ujar Rosjonsyah.
Rosjonsyah juga menyoroti peran penting alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang tersebar di berbagai bidang, mulai dari birokrasi, politik, jurnalisme, hingga dunia usaha. Menurutnya, alumni HMI telah membuktikan kapasitasnya sebagai agen perubahan di berbagai lini.
“Alumni HMI ini ada di mana-mana, baik itu di birokrasi, sebagai politisi, jurnalis, pengusaha, dan profesi lainnya. Mereka hadir di berbagai sektor, tapi tetap membawa semangat HMI untuk terus berkontribusi bagi bangsa,” kata Rosjonsyah.
Ia mengibaratkan keberadaan alumni HMI sebagai “ada di mana-mana tapi tidak ke mana-mana,” menandakan bahwa kiprah mereka tidak pernah lepas dari cita-cita besar organisasi untuk mencetak generasi yang berkontribusi bagi pembangunan bangsa.