Menurut pakarnya, dalam studi yang diterbitkan di Food Science of Animal Products, penelitian ini mengeksplorasi dampak substitusi tepung ikan Clupea harengus konvensional dengan tepung belalang Ruspolia nitidula dalam pakan tikus.
Selama 12 minggu, tim peneliti menilai dampak perubahan pola makan ini terhadap libido, tidur, pertumbuhan rambut, dan kesehatan secara umum, serta mengevaluasi potensi tepung serangga sebagai sumber protein alternatif yang dapat diterima.
Studi ini mengindikasikan bahwa substitusi tepung ikan dengan tepung belalang Ruspolia nitidula membuahkan peningkatan kesehatan yang berarti pada tikus.
Tikus yang mendapatkan diet belalang menunjukkan peningkatan gairah seks, dengan peningkatan intromisi dan ejakulasi dibandingkan dengan tikus yang mendapatkan diet tepung ikan atau diet rendah protein.
Kualitas tidur turut meningkat, dengan tikus mengalami durasi tidur yang lebih panjang dan lebih nyenyak.
Kualitas rambut jauh lebih tinggi, dengan 94,58% rambut dalam kondisi terbaik pada kelompok yang diberikan belalang, dibandingkan dengan hanya 5,55% dan 0,27% pada kelompok yang diberi makan tepung ikan serta kelompok yang mengalami kekurangan protein.
Selain itu, tikus yang diberi belalang menunjukkan peningkatan berat badan yang lebih signifikan, yang mengindikasikan kesehatan dan gizi yang lebih baik secara keseluruhan.
Hasil ini menekankan kemungkinan tepung belalang sebagai sumber protein alternatif yang berkelanjutan dan superior dalam aspek nutrisi.