"Saya sudah diskusi sama dokter yang ada sekarang. Kalau beliau sendiri gak kuat membackup pasien rawat inap sendirian," tukas M. Yakin.
Kendati demikian, dalam keadaan mendesak atau darurat, pihak Puskesmas Selagan Raya sudah berkomitmen tetap membuka pelayanan rawat inap jika dibutuhkan warga. Hanya saja, yang menangani pasien bukan dokter melainkan pegawai yang bisa standby seperti bidang atau perawat.
"Komitmen kami, rawat inap tetap kami fungsikan dengan sumber daya manusia yang ada. Sembari menunggu tambahan dokter," tegas Kapuskes Selagan Raya.
Ia kembali menceritakan, banyak tantangan yang dialami pihak Puskesmas Selagan Raya untuk mewujudkan pelayanan rawat inap. Mulanya dengan jumlah dokter yang cukup yakni dokter umum sampai 3 orang, maka status rawat inap didapat.
Setelah menyandang status Puskesmas Rawat Inap, fasilitas ruang dan bed rawat inap belum memadai. Dan pada tahun 2024 lalu, Puskesmas Selagan Raya mendapat pembangunan gedung rawat inap yang layak.
Setelah fasilitas penunjang tersedia, kendala kembali melanda yakni dokter yang bertugas Puskesmas Selagan Raya amat sedikit. Yakni hanya 1 orang.
"Ya, mau gimana lagi. Sebisa kami melakukan pelayanan maksimal. Kalau penempatan pegawai termasuk dokter itu kan bukan wewenang kami," sampai M. Yakin.
"Kami hanya berharap. Ini bukan harapan saya, tapi harapan masyarakat Selagan Raya. Kalau bisa ada penambahan dokter di Puskesmas kami. Kalau pelayanan mau lebih maksimal, setidaknya ada 3 dokter. 2 dokter umum dan 1 dokter gigi," pungkas M. Yakin.