Menyikapi aksi demontrasi di berbagai wilayah di Indonesia saat ini, mestinya kita merujuk kepada akhlaknya Rasulullah SAW dan kita berdemontrasi dengan tujuan supaya suara rakyat didengar. Bukan agar fasilitas umum hancur lebur, etalase toko pecah, bukan pula agar mobil dan motor hancur dan terbakar serta rumah-rumah mewah dijarah hingga berakhir demo anarkis.
Demo itu bertujuan menyuarakan hati nurani dan aspirasi masyarakat dengan kepala dingin, dengan semangat yang bersih untuk mencari solusi yang solutif. Karena suara lantang tanpa merusak jauh lebih mulia daripada tangan yang berbuat gaduh. Apabila ada yang ingin menyampaikan aspirasi, lakukan dengan tertib dan damai.
Jangan sampai wajah negeri yang damai ternodai oleh tindakan segelintir orang yang tidak bertanggung jawab.
Jika demontrasi niatnya jernih, caranya santun, hasilnya akan membawa berkah bagi negeri Indonesia dan apabila demontrasi tersebut berubah jadi ajang menjarah, itu bukan lagi kearifan bangsa ini. Melainkan, hilangnya martabat kita sebagai anak bangsa.
Allah SWT mengingatkan kita dalam firman-Nya : “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya…” (QS. Al-A’raf :56).
Bahkan Rasulullah SAW juga mengingatkan kita dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim : “Seorang Muslim adalah yang orang lain selamat dari lisan dan tangannya.”.
Jamaah Jumat Masjid Besar Al-Amin yang dimuliakan Allah
Maka melalui mimbar Jumat yang mulia ini khatib mengajak mari kita tunjukkan sebagai generasi bangsa Indonesia untuk menyampaikan aspirasi rakyat dengan damai untuk mencari solusi terbaik untuk bangsa ini.
Bukan dengan cara anarkis. mari kita jaga keluarga, jaga warga, jaga Indonesia. Janganlah kita merusak negeri ini dengan amarah. Sebaliknya, mari kita warisi adat musyawarah dan kesantunan yang telah dipraktikkan oleh para pendiri bangsa ini, terutama yang telah dicontohkan oleh Rasullah SAW.
Jika masyarakat saling menghormati, maka perbedaan suku, agama, dan pandangan tidak menjadi sumber konflik, melainkan menjadi rahmat. Mari kita menjunjung tinggi persaudaraan untuk bangsa ini supaya kuat menghadapi berbagai tantangan zaman.
Dan apabila kita hidup dengan akhlak Rasulullah, maka in shaa Allah negeri ini akan menjadi negeri yang baldatun thayyibatun warabbun ghafur.