Sampaikan Lima Tuntutan, Mahasiswa, Pelajar, Komunitas Lingkungan Hidup Gelar Aksi di Simpang Lima

Minggu 21-09-2025,20:37 WIB
Reporter : Windi Junius
Editor : Azmaliar Zaros

radarbengkuluonline.id – Meskipun  langit di  Simpang Lima Kota Bengkulu mendung Minggu sore, 21 September 2025, tetapi semangat ratusan mahasiswa, pelajar, komunitas , hingga jaringan masyarakat sipil justru menyala terang. 

Dengan membawa poster, spanduk, dan yel-yel lantang, mereka menggelar aksi kampanye iklim bertajuk “Draw The Line: Saatnya Energi Bersih, Bukan Janji!”

BACA JUGA:Belanja Pegawai Pemprov Disorot DPRD Provinsi Bengkulu

 

Sejak pukul 15.00 WIB massa sudah memadati kawasan pusat kota itu. Anak-anak muda dengan wajah penuh antusias, kaum ibu yang menenteng poster sederhana, hingga aktivis lingkungan yang mengenakan kaos bertuliskan “Stop Energi Kotor” berdiri berdampingan. 

Suara musik, orasi, dan tepuk tangan bergemuruh, menarik perhatian warga yang melintas.

BACA JUGA:Data BPS, Pengangguran Bengkulu Terendah se-Sumatera

 

Aksi ini bukan sekadar unjuk rasa lokal. Ia adalah bagian dari gerakan global yang digagas organisasi iklim internasional 350.org, sebuah kampanye yang serentak digelar di berbagai belahan dunia. 

Di Bengkulu, gaungnya terasa lebih personal. Sebab, masyarakat di provinsi berjuluk “Bumi Rafflesia” itu telah merasakan langsung dampak dari keberadaan PLTU Batu Bara Teluk Sepang, pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batu bara yang sejak lama menuai kontroversi.

BACA JUGA:ASN Diminta Siapkan Diri, Provinsi Bengkulu Gelar Seleksi Sekda Baru

 

“Kami tidak ingin hanya janji-janji transisi energi. Kami ingin aksi nyata dan segera. PLTU telah merusak udara, tanah, air, dan kesehatan masyarakat Bengkulu!” tegas Yayuk Anastasia, koordinator aksi, dalam orasinya yang membuat massa bersorak.

Ia menambahkan, krisis iklim bukan lagi isu jauh di awang-awang. Di Bengkulu, dampaknya terasa nyata: cuaca ekstrem, banjir bandang yang saban tahun merendam pemukiman, tanah longsor di kawasan perbukitan, hingga udara yang kian tercemar.

 “Kalau bukan kita yang menarik garis batas hari ini, kapan lagi?” serunya.

Kategori :