Gubernur Bengkulu Tinjau Rumah Korban Gempa di Betungan, Ada Apa Ya?

BACA JUGA:PMII Tuntut Transparansi Dana Hibah di Dispora Provinsi Bengkulu

 

“Ini adalah bentuk nyata dari dana rakyat yang kembali kepada rakyat. Kita ingin pemulihan bencana ini berjalan cepat, tepat sasaran, dan berlandaskan rasa kemanusiaan,” tuturnya.

Gaya kepemimpinan Helmi yang terbuka juga terlihat saat ia mengajak masyarakat untuk menyampaikan langsung keluhan atau perkembangan di lapangan. Ia bahkan membuka akses komunikasi secara personal agar setiap hambatan bisa diatasi dengan cepat.

BACA JUGA: Penggunaan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Provinsi Bengkulu Tahun 2024 Harus Tepat Sasaran

 

“Kalau ada masalah di lapangan, sampaikan langsung ke saya. Jangan nunggu laporan lewat camat atau lurah. Kita ingin semua bergerak cepat,” ucap Helmi sembari berdialog dengan warga.

Bagi Helmi, bencana bukan sekadar peristiwa alam. Tetapi juga ujian bagi negara dan pemerintah untuk hadir di tengah rakyat. Ia percaya, pemulihan pascabencana harus berbasis keadilan dan kecepatan—bukan sekadar formalitas.

BACA JUGA:Pemerintah Provinsi Bengkulu Gelontorkan Dana APBD Rp 670 Juta untuk Festival Tabut 2025

 

Tak heran jika dalam berbagai kesempatan, Helmi kerap menolak pendekatan birokratis yang menghambat. Baginya, APBD bukan untuk dihemat berlebihan, tetapi untuk dibelanjakan secara bijak demi kepentingan rakyat.

“Kita ingin rakyat merasakan langsung manfaat keberadaan negara. Tidak ada artinya punya anggaran besar kalau tak bisa dirasakan oleh mereka yang tertimpa musibah,” pungkasnya.

 

Sumber: