Banner disway

Beasiswa Kuliah Gratis Terhenti, Perangkat Desa Mengadu ke DPRD Provinsi Bengkulu

Beasiswa Kuliah Gratis Terhenti, Perangkat Desa  Mengadu ke DPRD Provinsi Bengkulu

Beasiswa Kuliah Gratis Terhenti, Perangkat Desa Mengadu ke DPRD Provinsi Bengkulu-Windi Junius-Radar Bengkulu

radarbengkuluonline.id – Puluhan perangkat desa dari berbagai kabupaten di Provinsi Bengkulu mendatangi Gedung DPRD Provinsi Bengkulu, Selasa (21/10). Mereka datang bukan untuk berdemo, tapi menyampaikan keresahan: program beasiswa kuliah gratis jenjang Strata Satu (S1) yang mereka jalani tiba-tiba terhenti tanpa kejelasan.

Kedatangan mereka diterima langsung oleh Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu. Suasana rapat dengar pendapat berlangsung hangat, namun sesekali diselingi keluhan dari para penerima beasiswa yang merasa perjuangan mereka menggantung di tengah jalan.

BACA JUGA: Berangkat Kerja, Honorer Kantor Camat Talo Kecil Tewas Tertabrak Bus

 

Program beasiswa yang semula digagas pada masa kepemimpinan Gubernur Rohidin Mersyah itu, sejatinya dirancang untuk meningkatkan kapasitas perangkat desa melalui kuliah gratis di Universitas Terbuka (UT). Namun, memasuki semester berikutnya, dana bantuan pendidikan itu tak lagi cair. Para penerima pun waswas, takut mimpi mereka menyandang gelar sarjana kandas di tengah jalan.

“Kami sudah kuliah empat semester, tinggal satu semester lagi. Tapi tiba-tiba tidak ada kejelasan. Padahal semua sudah diatur dalam MoU,” ujar salah satu perwakilan perangkat desa yang hadir dalam hearing.

BACA JUGA:Wakil Gubernur Ir H Mian Terpilih Jadi Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bengkulu

 

Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu H. Zainal, S.Sos., M.Si., usai rapat menjelaskan bahwa program beasiswa tersebut memiliki dasar hukum yang jelas. Yakni Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemprov Bengkulu dengan Universitas Terbuka (UT).

Dalam perjanjian itu disebutkan, beasiswa diberikan selama lima semester, dengan biaya sebesar Rp 2,7 juta per mahasiswa per semester. Total penerima beasiswa mencapai dua angkatan, masing-masing 100 orang. Dari jumlah itu, kini tersisa 97 mahasiswa dari angkatan pertama dan 100 dari angkatan kedua, setelah tiga peserta mundur, diberhentikan, atau meninggal dunia.

BACA JUGA:Syamsurachman Siap Gas Konsolidasi hingga Akar Rumput, Golkar Bengkulu Panaskan Mesin Partai

 

“UT sudah memberi keringanan besar. Mahasiswa hanya perlu kuliah lima semester tanpa magang, dan banyak SKS dikonversi agar mereka bisa cepat tamat,” jelas Zainal.

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: