Kian Menyusut, Gajah Sumatera di Bentang Sebelat Bengkulu Tersisa 25 Ekor
Kian Menyusut, Gajah Sumatera di Bentang Sebelat Bengkulu Tersisa 25 Ekor -Windi Junius-Radar Bengkulu
“Kami mendorong langkah Kementerian untuk mengevaluasi izin-izin perusahaan pengelola hutan dan memastikan mereka turut aktif dalam penyelamatan habitat gajah,” ujar Syafnizar.
BACA JUGA:Golkar Bengkulu Resmi Bentuk Pengurus Baru, Bentuk Tim Evaluasi Kinerja Fraksi Se-Bengkulu
Sementara itu, Kepala BKSDA Bengkulu, Himawan Sasongko, menyatakan masih optimistis upaya penyelamatan bisa berhasil. “Masih ada koloni yang sehat. Ini menjadi dasar bagi kami untuk memulihkan kembali Bentang Sebelat. Arahan Pak Wamen sudah sangat jelas,” katanya.
Sebelumnya, Koalisi Selamatkan Bentang Seblat (KSBS) mencatat bahwa dalam kurun Januari 2024 hingga Oktober 2025, sekitar 1.585 hektare hutan habitat gajah di Bengkulu telah beralih fungsi menjadi perkebunan sawit.
BACA JUGA:Total Gaji 4.423 Orang PPPK Paruh Waktu di Provinsi Bengkulu Sampai Rp 60 Miliar
Hasil pemantauan mereka juga mengindikasikan adanya jual beli lahan dalam kawasan hutan hingga ratusan hektare di Kabupaten Mukomuko.
Padahal, wilayah Bentang Sebelat sendiri merupakan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) koridor gajah seluas 80.987 hektare — salah satu habitat terakhir gajah sumatera di Bengkulu.
BACA JUGA:Bank Raya Dorong Literasi Finansial Sejak Dini Lewat Fitur 'Uang Saku'
Kini, dengan jumlah populasi liar yang diperkirakan tak lebih dari 50 ekor, Bentang Sebelat menjadi medan terakhir perjuangan mempertahankan keberadaan satwa yang telah berstatus terancam punah kritis (critically endangered) itu.
“Kalau bentang ini rusak, maka hilanglah satu-satunya rumah besar gajah di Bengkulu,” ujar Himawan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
