SMKN 1 Bengkulu Selaraskan Kurikulum Link Match dengan Industri
Tamat SMK Hendaknya Bisa Langsung Kerja
RBO >> BENGKULU >> Dalam menyongsong MEA, Kasi Kerjasama Industri Subdit Penyelerasan Kejuruan dan Kerjasama Industri Direktorat SMK, Yuliati mengungkapkan, sesuai dengan Instruksi Presiden disebutkan salah satu kurikulum SMK itu adalah kurikulum link and match dengan indutri.
“Kita kan ada enam Inpres. Salah satunya mengusung penyelarasan kurikulum yang link and match dengan industri. Semua SMK kita harapkan punya kurikulum link and match tersebut. Saat ini kita sudah ada 219 SMK yang menerapkan program kurikulum link and match tersebut se Indonesia. Dan kedepan target kita 300 an sekolah kejuruan yang harus link match kurikulumnya dengan kebutuhan industri yang ada,” ungkap Kasi Kerjasama Industri Subdit Penyelarasan Kejuruan dan Kerjasama Industri Direktorat SMK, Yuliati saat memberikan workshop penyuluhan di SMKN 1 Kota Bengkulu, Senin (3/9).
Dijelaskan oleh Yuliati, pihaknya mengharapkan ada keselarasan industri di daerah dengan sekolah. “Kurikulum kita itu harus link benar, match dengan kebutuhan industri. Kalau selama ini kita sudah ada yang demikian, tapi agar lebih baik lagi, dibutuhkan duduk bersama antara pelaku industri dengan sekolah kejuruan yang ada,” jelasnya.
Adapun dari Kepala SMKN 1 Kota Bengkulu, Dra Hj. Evriza M.Pd mengatakan, sebenarnya kurikulum link and match ini sudah ada sejak lama. Sejak adanya Inpres nomor 9. Dan harapan mereka dari SMKN 1 Kota Bengkulu, karena mereka ada jurusan TIK, makanya mereka duduk bersama dengan multi media. “Harapan kita, apa yang diajarkan sekolah betul-betul yang dibutuhkan dunia industri. Selama ini, kita dari SMK memang diarahkan tamat sekolah dapat langsung kerja, tapi sinkronisasi itu yang belum. Saat ini kita sinkronisasikan,” katanya.
Sementara itu dari Ketua IWAPI Provinsi Bengkulu, Trisna Anggraini SP, MM yang ikut dalam kegiatan workshop sebagai pemateri, dia menyampaikan, sebenarnya pihaknya menyambut baik adanya program penyelarasan kurikulum dengan dunia industri tersebut. Hanya saja menurutnya yang paling penting dan utama itu adalah mempersiapkan karakter anak agar benar-benar siap bekerja.
“Kalau IWAPI, kita untuk dunia usaha sudah bergerak. Dari dunia usaha kecil seperti saya menekuni usaha kain batik besurek, itu saya ambil dari SMKN 5. Kita ini intinya siap menerima tenaga kerja tamatan SMK, ini juga salah satu upaya ikut membantu pemerintah mengentaskan pengangguran. Cuman, yang jadi persoalan apakah lulusan SMK ini sudah siap masuk dunia kerja? Ini yang perlu disiapkan, dengan usia mereka yang masih muda, dalam bekerja itu tentu ada tekanan, pressure. Sebab itu perlu dibentuk dulu karakternya, attitude sang anak perlu sebelum memasuki dunia kerja. Dan dunia usaha siap menunggu baik dari bidang garmen, bidang informatika dan yang lainnya. Jangan memaksakan usia anak belum siap bekerja tapi sudah harus kerja dalam tekanan, attitudenya perlu dikuatkan dulu,” kata Trisna.
Dalam workshop yang dilaksanakan di aula SMKN 1 Kota Bengkulu selain diikuti oleh puluhan guru, juga hadir GM RADAR BENGKULU, Syah Bandar sebagai pemateri. (idn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: