Petani Bengkulu Masih Malas Menanam Kedelai

Petani Bengkulu Masih Malas Menanam Kedelai

RBO >>  BENGKULU >>  Petani enggan menanam kedelai walaupun pemerintah pusat sudah menyiapkan lahan. Pasalnya, selain menjadi incaran hama, ternyata juga pemeliharan harus optimal. Padahal saat ini harga impor sebesar Rp 300. Seyogyanya petani dapat berpeluang lega karena ini merupakan kesempatan untuk menanam komoditas tersebut.

      Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu Ricky Gunawan menerangkan, para petani enggan dikarenakan pemeliharaan menanam pembibitan kedelai ini sangat rumit. Padahal Kementerian Pertanian telah mengajukan lahan nasional untuk menanam bibit ini seluas 250 hektar dikawasan Kabupaten Seluma.

      "Untuk disini tidak ada pabriknya. Hanya ada produksi rumah tangga yang mengelola tahu dan tempe. Persoalan saat ini tidak ada pabrik, karena memang minat petani untuk menanam kedelai ini sangat rendah. Selain itu, serangan hama tinggi dan pemeliharaan harus optimal. Itu salah satu faktornya. Ya, kalau memang akan meningkat, maka petani saya rasa mau menanam bibit kedelai ini," ujarnya kepada radarbengkuluonline.com kemarin.

     Ricky menambahkan, untuk harga saat ini menurutnya belum terlalu bergejolak. Menurutnya, pemerintah pusat telah menyiapkan ratusan lahan yang diperuntukan untuk menanam bibit. Namun masyarakat yang meminatinya disana hanya sedikit.

      "Kalau harga sendiri saat ini memang belum terlalu bergejolak. Untuk ditahun ini memang ada lahan disediakan yang  ditarik ke pusat sebesar 250  hektar. Namun hanya tersedia saat ini seluas 200 hektar. Sedangkan hanya 3 hektar yang ditanam saat ini itu pun swasembada dari masyarakat. Padahal target kita 15 ribu hektar untuk penanaman bibit kedelai," imbuhnya.

      Sementara itu, diketahui harga kedelai saat ini sebesar Rp 630 ribu per kwintal. Biasanya para produksi bahan tahu dan tempe membeli harga sesuai kebutuhan. Isu ini ada juga menyebutkan dikarenakan melemahnya rupiah berdampak pada kenaikan harga. Sehingga ini berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe nanti tentunya. (Bro)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: