Soal BBM, ESDM Tuding Pertamina Tidak Terbuka

Soal BBM, ESDM Tuding  Pertamina Tidak Terbuka

RBO, BENGKULU - Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu menuding PT Pertamina perwakilan Bengkulu tidak terbuka atas informasi terkait penyaluran realisasi kuota BBM. Pasalnya, kerap terjadi kemacetan di beberapa SPBU dikarenakan adanya over penyaluran stok BBM. Menurut Kepala ESDM Provinsi Bengkulu Ahyan Endu, pemerintah daerah tidak memiliki kewenangan untuk mengusulkan penambahan kuota. Pemerintah hanya dapat melakukan koordinasi penyaluran Bahan Bakar Minyak yang ada.

"Kita tidak ada kewenangan langsung, namun itu adanya di pusat. Jadi disana ada perwakilan Pertamina Bengkulu, kita hanya koordinasi. Itu urusan BPH Migas yang disampaikan oleh perwakilan pertamina Bengkulu. Juga ESDM tidak ada hal pengawasan," terangnya.

Selain itu, seyogyanya pertamina Bengkulu selama ini harus melakukan keterbukaan informasi penyaluran kuota BBM yang ada. Padahal jika over penyaluran, ditegaskan Ahyan pertamina dapat menjelaskan berapa besaran realitas jumlah BBM yang sudah disalurkan baik bahan bakar minyak subsidi dan yang bukan bersubsidi.

"Seharusnya pertamina terbuka dahulu, nanti kita tahu berapa kebutuhan yang ada. Sekarang aja kita tidak tahu ya bagaimana? Kalau begitu kita merasa pertamina tidak terlalu terbuka. Kalau dia bilang ada over, mana buktinya. Sekarang mana datanya, berapa kurangnya seberapa besar yang dibutuhkan saat ini. Namun kita tidak bisa masuk kesana, karena bukan wewenang kita," tambahnya.

Sementara itu, menurut Manager External Communication Pertamina Pusat, Arya Dwi Paramita saat ini penyaluran BBM mulai membaik. Saat dihubungi melalui telepon, Arya mengatakan dirinya sedang melakukan kunjungan ke beberapa SPBU dalam melakukan pengawasan. Pihaknya pun bahkan beralasan tidak ada menutupi persoalan penyaluran data yang ada.

Masih kata Arya, hingga bulan September lalu kelebihan kuota sebesar 0.1 persen. Ditahun 2018 dari penyaluran BPH Migas sebesar 96.886 KL (Lihat Grafis.red).  "Saya masih kunjungan pengawasan ke SPBU. Kalau persoalan tuding itu, apa yang tidak terbuka maksudnya. Ya nanti setengah jam lagi akan kita kirim datanya, kita lihat data dahulu. Makanya lihat data penyalurannya bagaimana, kalau data sudah saya kirim. Nanti silakan disebarkan ke ESDM," katanya.

Lanjut Arya, sampai akhir tahun pihaknya hanya memiliki kantong 25% dari total kuota yang diberikan BPH Migas. Pertamina akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan disesuaikan dengan kuota. "Tapi kami tetap menghimbau masyarakat untuk menggunakan BBM yang lebih berkualitas. Selain merawat mesih lebih baik, dari aspek lingkungan juga lebih ramah. Selain itu, kami berharap dapat bantuan dari pemda dan masyarakat untuk melaporkan apabila didapati penyaluran yang tidak tepat sasaran. Masyarakat dapat melaporkan ke 1 500 000 (call center pertamina) yang nantinya laporan akan langsung diteruskan ke saya," imbuhnya. (Bro) Berikut Penyaluran Solar s/d September : 72.707 kl Kuota BPH Migas 2018 : 96.886 kl Persentase Solar tersalurkan vs Kuota BPH: 75% Persentase Solar vs Kuota bulan berjalan s/d Sept : *100,1%*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: