BMA Usulkan Adat Budaya Masuk Kurikulum Sekolah

BMA Usulkan Adat Budaya Masuk Kurikulum Sekolah

Plt Gubernur : Kita Dukung, Tapi Butuh Kajian Untuk Realisasinya

RBO, BENGKULU - Hasil rapat Badan Musyawarah Adat (BMA) Provinsi Bengkulu, ada beberapa poin diagendakan bisa dilaksanakan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi. Salah satu poinnya yakni mengusulkan dimasukkannya Adat Budaya dalam Kurikulum di sekolah.

Ketua BMA Provinsi Bengkulu, Effendi MS mengatakan, ini sebagai langkah mengendalikan adat budaya yang sudah lama tergerus zaman.

"Masa sekarang hampir setiap hari kita lihat berita pelecehan seksual dan tindakan tidak beradap lainnya di media cetak maupun elektronik. Kenapa ini terjadi dan terus berulang, ya karena tergerusnya adat budaya kita. Jika adat dan budaya kita dikenali serta dipahami, ya tindakan-tindakan di luar norma itu tidak akan terjadi," ungkap Effendi MS kepada Radarbengkuluonline.com, kemarin.

Makanya, sambung Effendi, kita berencana mengusulkan adat istiadat dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah. "Memang masih butuh kajian lebih dalam lagi. Seperti bagaimana kesiapan tenaga pengajar di sekolah dan buku panduannya. Namun paling tidak, kita sudah punya agenda kesana. Ini jugalah jadi alasan kami pemerintah kabupaten semuanya memiliki Perda Adat. Supaya disemua kabupaten rencana kurikulum adat budaya ini bisa diterapkan," jelasnya.

Rencana ini disambut baik Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu. Bahkan Komisi IV yang membidangi pendidikan siap membahas rencana ini dengan semua pihak terkait. "Kita sambut baik walaupun baru sebatas rencana. Karena semua yang baik itu harus direncanakan. Kami di DPRD, terutama Komisi IV tentu setuju. Tapi kita harus persiapkan semua secara matang. Makanya perlu dibahas dengan melibatkan semua yang terkait. Seperti Dikbud," kata Sekretaris Komisi IV, Irwan Iriadi SE, M.Si secara terpisah kemarin.

Ditanya soal pengadaan buku panduan kurikulum adat budaya, menurut Irwan, Komisi IV siap mengawalnya di DPRD Provinsi Bengkulu. "Kalau itu, ya sudah masuk keurusan tekhnis. Kami di Komisi IV siap mengawalnya di Banggar (Badan Anggaran). Saya rasa pasti disetujui. Apalagi inikan menyangkut pendidikan moral. Karena adat dan budaya pasti erat kaitannya dengan tata krama atau tingkah laku di tengah-tengah masyarakat," jelas Irwan.

Sementara Plt Gubernur Bengkulu, Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, M.M.A mengatakan, butuh kajian matang agar bisa merealisasikan rencana dimasukkannya adat budaya ke dalam kurikulum di sekolah. "Tentu kita mendukung semua usulan yang baik dan ini termasuk usulan yang baik. Tetapi untuk merealisasikan ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Semuanya harus disiapkan secara matang. Mulai dari pengajar hingga kesiapan buku panduannya," demikian Rohidin. (idn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: