Antusias Seniman Mukomuko Bikin Merinding
Siap Sukseskan Pencatatan Rekor MURI Tari Gandai
Penulis sempat dirundung rasa cemas, takut, dan kecewa. Pasalnya, saat waktunya mulai rapat, seniman Mukomuko sebagai peserta yang diundang belum tiba di lokasi. Begitupun dengan Camat. Namun sekitar 15 menit setelah itu rasa takut itu berubah menjadi kekaguman. Bagaimana ceritanya? Berikut liputannya.
SENO AM - Mukomuko
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Mukomuko kemarin Senin (21/1) sedang menggarap hajatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2019 dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan Seniman Gandai Mukomuko, Bidang Kebudayaan dan seluruh Camat se-Kabupaten Mukomuko. Pertemuan ini difasilitasi oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo). Pertemuan ini untuk membahas persiapan pencatatan rekor MURI Tari Gandai dengan peserta terbanyak yang menjadi salah satu rangkaian kegiatan HPN tingkat Provinsi Bengkulu tahun 2019 yang dilaksanakan di Mukomuko.
Pertemuan ini seharusnya dilaksanakan pukul 09.00 WIB. Sayangnya saat waktu rapat seharusnya sudah mulai, peserta belum tiba dilokasi. Yakni Kantor Diskominfo. Terlihat 3 orang anggota PWI Kabupaten Mukomuko sudah menunggu di beranda belakang kantor. Penulis pun bergabung. Pegawai Diskominfo terlihat sedang brifing interen di dalam kantor.
Dalam benak penulis bertanya, ini rapat jadi atau tidak? Belum lima menit duduk, hujan disertai angin turun mengguyur Kota Mukomuko. "Aass sudah! Ini rapat pasti batal. Siapa yang mau datang hujan-hujanan begini," dalam hati penulis.
Ternyata pemikiran itu salah. Salah besar. Para seniman yang diundang, berusaha datang tepat waktu, namun mereka diguyur hujan di jalan. Mereka berteduh sejenak supaya baju tidak basah dan dapat mengikuti rapat dengan efektif.
Yang paling buat penulis menyesal sempat berpikir pesimis, saat Camat Air Dikit, Iskameri, S.Pd nyeletuk pamit. "Saya jemput warga saya dulu, mereka kehujanan, mereka mau kesini," ujar Camat yang baru sekitar 5 menit tiba di Kantor Diskominfo. Ternyata warga Air Dikit itu adalah seniman yang diundang dalam rapat tersebut.
Diluar ekspektasi, walaupun molor sekitar setengah jam, seniman yang hadir dalam rapat jauh lebih banyak yang dibayangkan. Sekitar 22 orang, datang dari berbagai kecamatan. Termasuk kecamatan paling ujung bagian selatan Air Rami dan Malin Deman.
Jarak yang jauh serta hujan deras disertai angin kencang sekalipun tidak menjadi penghalang seniman-seniman Kapuang Sati Ratau Batuah untuk menghadiri rapat. Tentulah itu berkat dorongan kecintaan mereka pada kesenian Tari Gandai, tari khas Mukomuko. Penulis sungguh menyesal sekali sempat berpikir pesimis. Terus terang, penulis sempat menahan air mata, terharu dengan antusias seniman untuk menyukseskan kegiatan pencatatan Rekor MURI Tari Gandai dengan peserta terbanyak yang digagas oleh PWI Kabupaten Mukomuko.
Pada akhirnya rapat berjalan dengan lancar. Seniman-seniman Mukomuko beserta Camat telah mendeklarasikan diri siap menyukseskan pencatatan Rekor MURI Tari Gandai dengan peserta terbanyak yang rencananya akan digelar 14 Maret mendatang.
Proposal Sudah Disetujui MURI
Dalam rapat, Kadis Kominfo Kabupaten Mukomuko, H. Drs. Ruslan menuturkan, beberapa hari yang lalu, ia sudah berkoordinasi langsung dengan MURI. Proposal usulan pencatatan Rekor MURI Tari Gandai dengan peserta terbanyak yang direncanakan sudah diterima pihak MURI.
Katanya, rapat bersama ini bertujuan untuk memantapkan persiapan. Mulai dari pra, hari H dan pasca pagelaran Tari Gandai ini.
Katanya, dalam pencatatan ini, penari mutlak berjumlah 1.000 orang. Untuk itu, menurutnya, rencana ini akan sulit dilaksanakan tanpa peran aktif dari seniman-seniman, sanggar-sanggar Tari Gandai yang ada di daerah ini.
Kata Ruslan, jika rencana ini berhasil, Tari Gandai adalah kesenian tari yang ada di Provinsi Bengkulu pertama yang tercatat di Musim Rekor Indonesia.
"Saya sudah datang langsung ke Musium, untuk kesenian tari di Bengkulu, belum ada yang mencatatkan rekor. Ini kesempatan bagi kita, Tari Gandai akan menjadi yang pertama. Kita tidak boleh gagal. Tapi semua tergantung kerja keras kita, khususnya seniman-seniman dan masyarakat pecinta Gandai," demikian Ruslan.(***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: