Anda Butuh Parang, Silahkan Kunjungi Tebat Monok Kepahiang

Anda Butuh Parang, Silahkan Kunjungi Tebat Monok Kepahiang

RBO, BENGKULU – Provinsi Bengkulu dikenal dengan daerah agraris dan hampir 70 persen adalah petani tradisional sesuai dengan topographi wilayah masing-masing kabupaten.

Untuk Kabupaten Kaur, Bengkulu Selatan dan Seluma, itu kebanyak petani Kopi, karet, sawit dan Padi dan Jagung. Lalu untuk Benteng (Karet dan Sawit), lalu Kapahiang, Rejang Lebong, Lebong adalah tanaman kopi dan sayuran. Sedangkan Bengkulu Utara dan Mukomuko adalah sawit dan karet. Sedangkan untuk kota Bengkulu adalah kota Jasa yang menyediakan jasa untuk kebutuhan para petani dan kebutuhan lainnya.

Khusus untuk Kabupaten Kepahiang, Rejang Lebong dan Lebong para petani kopi sangat tergantung dengan peralatan pertanian misalnya pisau dan peralatan lainnya.

Manariknya di daerah Tebat Monok Kepahiang, puluhan pedagang peralatan pertanian menyediakan perlengkapanya, seperti pisau, parang, arit serta yang lainnya. “Ada puluhan pedagang pisau di daerah Tebat Monok yang menyediakan kebutuhan para pekebun tersebut, tinggal lagi bagaimana kita memaksimalkan agar sama-sama diuntungkan,” kata Caleg DPD RI nomor 24, Barlian.

Dijelaskan Barlian, saat ini bahan baku parang untuk pembuatan parang yang cukup mahal, sedangkan harga jual tetap stabil, sehingga para pedagang harus memutar otak agar produksi pisau tetap jalan dan konsumen tidak di kecewakan. “Apalagi saat ini, kebanyakan konsumen sedang panen kopi dikebun, sehingga pembeli sepi, beruntuglah masih ada pesanan dari luar daerah yang sedikit membantu para pedagang pisau ini,” kata Barlian.

Kedepan agar mereka tetap eksis berjualan parang, sangar disarankan kepada pemerintah daerah untuk memaksimalkan promosi, selain kebutuhan juga menjadi aset wisata, khususnya proses pembuatan parang, pisau dari pandai besi menjadi barang produksi.

Selain itu pemerintah perlu juga memikirkan lokasi parkir bagi konsumen agar tidak mengganggu jalan umum, sebab saat ini lokasi parkir sangat sempit sehingga menyulitkan konsumen untuk bertransaksi. “Lokasi parkir  juga perlu diperhatikan oleh pihak yang terkait, agar bisa sama-sama diuntungkan,” singkat Barlian. (hcr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: