65 Tahun GMNI Ingatkan Pancasila Harga Mati
RBO, BENGKULU - Dalam rangka memperingati 65 tahun lahirnya Gerakan Nasional Mahasiswa Indonesia (GMNI), Pimpinan Cabang GMNI Bengkulu melaksanakan kegiatan dies natalis. Ketua panitia dies natalis GMNI Sudi Simarmata mengungkapkan, dalam dies natalis kali ini, GMNI kembali menekankan bahwa Pancasila harga mati sebagai ideologi NKRI.
"Hari ini kita kegiatan dies natalis. Tanggal 23 Maret 2019, hari ini genap GMNI berusia 65 tahun. Dengan tema Marhaenisme dan Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Menyikapi kondisi bangsa yang ada saat ini, dengan dinamika perkembangan bangsa terkait ideologi, saat ini rentan ada pihak-pihak yang coba-coba ingin menggoyang Pancasila. Oleh karena itu, kita ingatkan didalam Dies Natalis ini Pancasila itu harga mati. Tidak boleh ada tawar menawar didalam ideologi bangsa ini. Kita boleh membandingkan dengan ideologi bangsa lain, kita boleh berbicara apapun terkait ideologi ini, tapi jangan sekali-kali mencoba mengganti Pancasila," ungkap Sudi Simarmata, kemarin (23/3).
Dijelaskan oleh Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bengkulu ini ini, jangan sampai diganti Pancasila. Sebab Pancasila adalah ikatan bersama seluruh founding father Bangsa Indonesia. Termasuk Ir Soekarno sebagai tokoh GMNI.
"Yang membuka Dies Natalis ini adalah ketua persatuan alumni GMNI Bang Yos. Dan dalam 65 tahun GMNI, itu merupakan usia yang cukup panjang. 10 tahun setelah Indonesia merdeka GMNI dibentuk harapannya adalah semakin banyak pemuda pemudi anak-anak bangsa yang menyuarakan betapa pentingnya ideologi Pancasila ini. Kenapa kita mempunyai Pancasila dan bagaimana kita punya rasa empati serta peduli terhadap kaum marhaen. Kaum marhaen yang dimaksud Bung Karno adalah petani-petani kecil, nelayan kecil, buruh-buruh. Oleh karena itu mahasiswa, termasuk GMNI dituntut untuk peduli terhadap seluruh kebijakan pemerintah yang ada. Apakah tolak ukur kebijakan pemerintah itu, apakah akan meningkatkan kesejahteraan rakyat atau malah sebaliknya? Ketika tidak, maka GMNI akan bersuara keras menentang kebijakan itu. Kita ingatkan mereka sebagai pemangku kebijakan tersebut," jelasnya.
Kemudian terkait situasi dan kondisi NKRI yang sedang menyongsong pesta demokrasi, dimana tanggal 17 bulan depan akan dilaksanakan pencoblosan Pilpres dan Pileg, GMNI lanjut Ketua Komisariat Hukum PC GMNI Bengkulu itu, sikap GMNI dalam pemilu yang pertama netral.
"Yang pertama dalam pemilu ini sikap GMNI netral. Tidak memihak salah satu afiliasi politik manapun. Yang kedua GMNI, kami komitmen dari pusat sampai daerah GMNI menerima siapapun yang akan menang dalam kompetisi pemilu nanti. Baik Pilpres, Pileg DPD, DPR RI, maupun DPRD kabupaten/kota. Tetapi pada intinya tentu dari setiap keberatan yang ada, ada upaya hukum yang diperbolehkan didalam pesta demokrasi ini. Sebab itu kami imbau masyarakat menerima semua keputusan dari penyelenggara dan kalaupun memang ada keberatan di MK atau dimanapun, kita imbau masyarakat dapat sama-sama menahan diri. Jangan mudah terpancing dan terprovokasi. Apapun keputusan dari lembaga peradilan kita, apapun keputusan dari lembaga KPU kita, kita hargai dan hormati bersama," pungkas Sudi. Adapun dalam Dies Natalis GMNI ini ikut dihadiri dari seluruh OKP yang tergabung dalam Cipayung. (idn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: