Jangan Menyudutkan, Isak Tangis Ratapi Penyegelan SDN 62 Kota Bengkulu

Jangan Menyudutkan,  Isak Tangis Ratapi Penyegelan SDN 62 Kota Bengkulu

Saat Memperingati Hari Anak Nasional

RBO  >>> BENGKULU  >>>  Tanggal  23 Juli memperingati Hari Anak Nasional, biasanya diperingati dengan gembira oleh anak-anak. Namun disayangkan, untuk dunia pendidikan di Kota Bengkulu merasakan duka yang mendalam, pasca penyegelan gerbang Sekolah Dasar Negeri (SDN) 62 Kota Bengkulu oleh ahli warisnya kemarin. Ratusan murid dan guru terpaksa belajar di depan gerbang sekolah dengan beralaskan tikar seadanya dan teriknya panas matahari, tak menghilangkan semangat murid untuk belajar.

Isak tangis pun terpancar dari guru dan ratusan orangtua murid yang ikut berkumpul bersama di depan gerbang sekolah yang disegel. Melihat anak bangsa yang rela berpanas-panas menunggu gerbang kembali dibuka oleh pihak ahli waris, namun disayangkan tidak berdampak apa-apa. Walaupun anak-anak menutup kepalanya dengan kertas koran untuk mengurangi terik matahari, segel sekolah mereka tetap tak dibuka segelnya.

      Kepala SDN 62 Kota Bengkulu, Tutik Sunarsih, S.Pd mengatakan, usai penyegelan pihak sekolah terpaksa untuk menumpang di SDN 51 dan 59 untuk sementara waktu sembari menunggu jalan terbaik dari Pemerintah Kota (Pemkot) dengan ahli waris.

      "Pemindahan sementara untuk murid belajar, hari ini Rabu (24/7), murid kelas I sampai III belajar di SDN 51 dan kelas IV sampai VI di SDN 59. Murid masuk sekolah pukul 13.00 WIB," ujar Tutik Sunarsih pada RADAR BENGKULU, Selasa (23/7).

Pihak sekolah sudah berkoordinasi dengan SDN 51 dan 59 melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota, sementara waktu belajar disana pada siang hari. "Dokumen-dokumen sekolah sebagian sudah dibawa, tapi ada beberapa dokumen lain yang masih ada di sekolah belum sempat dibawa," katanya.

Sementara itu, pengacara ahli waris Atiah Jecky Haryanto, menanggapi aksi nekat murid yang belajar depan gerbang sekolah. "Kami menyayangkan aksi nekat murid masih bertahan di depan sekolah dengan penyegelan ini. Sehingga arah opini publik akan menyalahkan ahli waris. Kenapa begitu kejam melakukan penutupan SDN 62. Sebenarnya, bisa dengan langkah lain dengan meliburkan murid belajar di rumah, itu kan bisa diambil untuk lebih bijak. Sembari menunggu proses penyelesaian dijalankan," ujar Jecky pada RADAR BENGKULU, Selasa (23/7).

Dia pun menunding pihak Pemkot tidak punya itikad baik. Setidaknya pihak Pemkot bisa memanggil ahli waris secara resmi terkait dengan sengketa ini. "Seharusnya ada permintaan dari ahli waris maunya seperti apa. Bertemu langsung bertatap muka dengan Walikota ataupun Wakilnya, sehingga,  aksi nekat ini menyudutkan ahli waris. Seolah-olah ahli waris tidak punya hati nurani melihat ratusan murid panas-panasan disini," ungkapnya.

Dijelaskannya, ahli waris sudah mendatangi pihak sekolah dan menyampaikan usai kegiatan belajar mengajar, akan ada kembali penutupan sekolah. "Pihak sekolah seharusnya ada kebijakan untuk meliburkan murid, bukan bertahan seperti ini. Apalagi kami sudah memberikan waktu satu minggu untuk menyelesaikan ganti rugi lahan SDN 62. Artinya, tidak ada pembicaraan lanjutan diantara pihak Pemkot dan ahli waris," jelasnya.

Orantua Murid Demo ke Pemkot

Sementara itu, perwakilan wali murid SDN 62 Kota Bengkulu mendatangi Pemkot Bengkulu, Selasa (23/7). Kedatangan wali murid langsung diterima oleh Sekretaris Daerah Kota Bengkulu, Marjon di ruang kerjanya.

Mereka meminta solusi. Karena, sejak Senin pagi murid SDN 62 Sawah Lebar Kota Bengkulu, tidak dapat masuk ke ruang belajar karena sekolah mereka kembali disegel pihak ahli waris tanah SDN 62.

"Kedatangan kami kesini meminta agar anak – anak kami tetap bersekolah di SDN 62," kata perwakilan wali murid yang juga sebagai komite sekolah, Ermawati.

Dia juga menyampaikan, dirinya merasa miris dengan kondisi yang dialami siswa-siswa di SDN 62 yang pagi tadi hanya bisa berbaris dan belajar di luar pagar sekolah. (Ach)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: