BI Bengkulu Kupas Tuntas Digital Ekonomi Bersama Pengguna Fintech Milenial
BI Bengkulu Masuk Melalui "BI Mengajar"
RBO >>> BENGKULU >>> Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI) Bengkulu masuk ke sekolah melalui "BI Mengajar" mengupas tuntas tentang digitalisasi ekonomi. BI menyasar generasi milenial sebagai pengguna paling akrab dengan Financial Technology (Fintech).
Kepala Perwakilan BI Bengkulu, Joni Marsius dihadapan 250 pelajar SMA Carolus Kota Bengkulu memaparkan tugas fungsi serta peran BI sebagai bank sentral. Jauh lebih dalam dari itu, maksud BI adalah mengedukasi pelajar sebagai generasi muda untuk akrab dengan digital ekonomi.
Joni menuturkan, BI adalah lembaga publik. "Program BI Mengjar ini adalah strategi jitu BI untuk memberitahu kepada khalayak luas. Kita itu harus beritahu apa yang kita kerjakan kepada masyarakat. Hari ini yang harus kita beritahu adalah anak-anak pelajar tingkat SMA. Kenapa anak SMA ? Karena mereka ini indetik dengan kaum milenial yang sangat dekat dengan kegiatan - kegiatan digital, Medos dll. Tadi dari penjelasan kami, bahwa anak SMA Sint Carolus ini melalui pertanyaan pancingan berhadiah terkait digital ekonomi, mereka sudah tau apa itu ovo, ada namanya gopay, tokopedia, bukalapak, traveloka dan hampir setiap anak pernah merasakan layanan itu. Itu tandanya mereka sudah mengenal sekali. Ketika mereka sudah tahu dan menggunakan itu, kita akan cepat masuk untuk menjelaskannya," kata Joni.
Pada BI mengajar ini, mengupas apa yang dilakukan BI. Disampaikan kepada anak -anak bahwa BI membuat Quick Response Indonesia Code Standart (QRIS) yang sudah mulai diterapkan diberbagai perusahaan Fintech.
Joni menyampaikan, kalau anak anak ini tau, mereka akan bercerita kepada orang tuanya, lingkungannya bahwa BI punya peran dalam bidang ekonomi digital, bahwa BI selaku regulatornya. Kemudian pengaturan uang digital bagian dari kekuasaannya BI, wewenangnya BI untuk mengatur pembayarannya. Dan disampaikan juga jika transaksinya itu aman dan nyaman serta dijamin keamanan data penggunanya.
Lebih dalam Joni memaparkan terkait BI sebagai regulator untuk menciptakan transaksi aman dan pasti. "Makanya BI buat standar pembayaran digital. Kita mengeluarkan QRIS, kita meregulasi perusahaan-perusahaan Fintech seperti ovo, gopay, klikaja dll. Mereka itu kalau sudah dapat persetujuan dari BI, maka kita sudah melakukan mitigasi hal- hal yang merugikan konsumen. Hari ini dengan banyak cara kita beritahu loh, bahwa mereka perusahaan ini, aplikasi ini sudah ada standar. Bahwa yang namanya beberapa uang digital itu sudah dapat regulasi dan izin dari BI," jelasnya.
Disisi lain, terkait penggunaan fintech di Bengkulu, BI bersama BMPD dan lembaga terkait mendorong terus pertumbuhannya seperi daerah maju lainnya.
Kepala BI Bengkulu ini menerangkan, penjual yang menggunakan teknologi digital didaerah kita belum terlalu banyak di kita (Bengkulu) . Contoh saja di transportasi. Di Bengkulu ini saya baru dua hari. ‘’Kayaknya saya harus mengurangi saldo Gopay saya disini dan saya tambah saldo ovo saya disini. karena apa ? yang masuk disini adalah perusahaan Grab, bukan gocar, dll. Saya ga bisa manfaatkan gosend disini. Pelan tapi pasti, pihak perusahaan itu akan masuk disini. Pelan - pelan yang tadinya penjual mengadopsi ovo dia akan pertimbangkan gopay juga. Nah, mana yang duluan saat ini manfaatkan Fintech? Konsumen yang canggih duluan atau penjualnya?" ucapnya Joni.
Terpisah, salah satu warga Kota Bengkulu, Venty Dinia A. yang merasakan Fintech ini mengutarakan manfaat financial teknologi. "Saya pesan makanan melalui Grab. Dari perusahaannyapun menarik sekali bayarnya hanya Rp 1. Jika dipikir, mana ada kita uang 1 rupiah. Kalau tidak dari aplikasi ini. Kemudian lagi terkait penggunaan e money. Walaupun di Bengkulu masih dibeberapa tempat saja bisa digunakan, namun pegang e money ini dirasa sangat efektif sekali. Ketika harga barang yang ingin kita bayar itu ganjil angkanya, misalkan harganya Rp 1.301 itu bisa dibayar sesuai ataupun pecahan kecil, satu rupiah pun bisa kita bayar juga,"terangnya. (ae2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: