Warga Enggano ke Pemprov, Gub Pastikan Pengiriman BBM
RBO, BENGKULU - Gubernur Bengkulu Dr H Rohidin Mersyah mengambil langkah cepat mengatasi keluhan warga. Buktinya terhitung beberapa pekan yang lalu warga Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara resah karena kerap kesulitan untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM). Mirisnya lagi akibat hal tersebut selain sektor perkonomian, kondisi warga disana kesulitan penerangan akibatnya daerah gelap gulita bahkan kegiatan mengajar bagi anak sekolah mulai berhenti karena para pelajar terkendala dengan jarak tempuh sekolah. Mengatasi itu Rohidin mengatakan, saat ini Kapal yang berada membawa bahan bakar minyak sudah menuju ke Enggano. Diperkirakan tiba 3 hari kedepan, dirinya pun mengatakan upaya ini merupakan langkah dalam mengatasi terisolir pulau terluar Enggano.
"Kapal dari dari Tanjung Priok sudah berlayar kemarin mungkin paling cepat 3 hari sudah masuk. Pada 13 Februari akan beroperasi kembali, pertama kita upayakan membawa bahan bakar minyak maka ini yang perlu priortas," ujarnya kemarin (10/2).
Kemudian Gubernur meminta agar infrastrukutur pelabuhan Enggano dapat diperbaiki. Diketahui, pemicu rusaknya Pelabuhan Enggano dikarenakan cuaca ekstrim yang melanda perairan Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara. Sehingga gelombang yang tinggi membuat Kapal KMP Pulo Telo terhempas ke fender pada saat bersandar. Hal itu mengakibatkan rusaknya Dholpin dan Catwalk dermaga Penyeberangan Kahyapu Pulau Enggano jatuh dan tenggelam ke laut karena tiang pancang penyangga patah terjadi pada hari Minggu 4 Agustus 2019 lalu. Melalui dana dari anggaran Kementerian Perhubungan pusat Pemda Provinsi Bengkulu nantinya akan memperbaiki akses pelabuhan tersebut. Kemudian meminta agar ditambahnya jadwal keberangkatan penerbangan bandara udara yang berada di Enggano.
"Untuk penerbangan bandara udara juga agar dipertambah jadwalnya, karena sekarang hanya dua kali seminggu saja akan tetapi pada tanggal ganjil. Juga nanti kita meminta agar dapat memperbaiki pelabuhan dengan anggaran dari Kementerian Perhubungan. Dalam waktu dekat nanti saya akan meninjau langsung kesana," tambahnya.
Terpisah Ketua Lembaga dan Yayasan Karya Enggano, Ferdinand Kaah Rube mengutarakan, memang kejadian kondisi ini kerap terjadi setiap tahun. Menurutnya pihaknya memang sering mengalami hal ini setiap tahunnya. Terlebih lagi permasalahan akses masuk menuju pulau terluar itu menjadi permasalahan utama. Menariknya lagi, selain itu dari pihak suku setempat berencana membuat petisi agar dapat pindah dari Kabupaten Bengkulu Utara. "Dari penyampaian pihak Pemprov tadi, mudah mudahan bahan bakar minyak nanti sudah sampai pada Sabtu besok. Namun saat ini Kepala Suku serta Warga berkeinginan agar dapat memisahkan daerah mereka. Karena kondisi sudah 20 hari terakhir banyak anak tidak sekolah selain itu listrik sudah tidak dialiri lagi sedangkan kebutuhan bahan bakar perbulannya mencapai 40 ton. Selama ini memang kendali birokrasi sangat jauh. Masalah ini bukan hanya sekali tiap tahun, walaupun sudah ada fasilitas kita ingin tetap pisah dengan Kabupaten Bengkulu Utara. Apakah nanti langsung di Pemda Provinsi Bengkulu atau dibawah dengan Pemerintah Kota atau Kabupaten lainnya," tutupnya. (Bro)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: