Tambo Marga VII Pucukan Bengkulu Selatan (5)
Puyang Sakti Pimpin Pasukan , Banyak Korban dari Pihak Lawan
MARGA VII Putjukan (Pucukan-red) merupakan salah satu marga yang ada di Bengkulu Selatan. Untuk mengetahui sejarah Marga VII Pucukan ini, baca terus laporan bagian kelima dari 13 tulisan yang ditulis wartawan RADAR BENGKULU berikut ini.
AZMALIAR ZAROS - Manna, Bengkulu Selatan
SETELAH segala persiapan lengkap, mereka akhirnya terjun ke medan peperangan. Waktu yang mereka ambil untuk memulai peperangan untuk mengusir musuh yang selalu mengepung mereka selama ini adalah pagi dini hari. Dini hari, saat mata bintang belum padam cahayanya, burung-burung belum berkicau, fajar pun baru menyingsing, angin bertiup sejuk dingin, pikiran pun masih tenang, badanpun masih segar bugar, maka isyarat perang mulai ditunjukkan Puyang Sakti. Ia memimpin langsung peperangan ini dengan gagah berani.
Maka menderulah suara rakyat dan rombongan 7 pasukan tersebut. Gemerincing bunyi senjata panglima perang terdengar amat mengerikan menembus keheningan pagi yang cerah itu. Yang berdiri paling depan dalam pasukan itu adalah Singo Rugung dengan segala laskarnya dan diiringi oleh panglima perang yang lainnya. Ia mendatangi tempat musuh yang sudah mengepung selama ini.
Pasukan Tadjak Penjuruh pun kebingungan dibuatnya. Sebab, ia tidak menyangka akan dikepung pagi itu. Akhirnya pasukan musuh tekepung. Ia tak bisa bergerak lagi. Senjatanya juga tak bisa digunakan karena sudah terdesak hebat.
Peperangan itu akhirnya banyak darah tertumpah di tanah. Pasukan Tadjak Penjuruh kocar kacir dibuatnya. Bagi yang memiliki kekuatan fisik, ada yang lari dari kepungan itu. Mereka berpencar kemana-mana untuk menyelamatkan diri.
Walaupun demikian, mereka yang selamat masih tetap melakukan perlawanan disana sini. Beberapa hari lamanya peperangan itu berlangsung. Karena kekuatan semakin tidak berimbang, akhirnya pasukan Tadjak Penjuruh mundur dan meninggalkan kekalahan menghadapi pasukan Puyang Sakti yang kuat dan lengkap. Karena, hulu balang dan pasukannya banyak yang meninggal dunia dalam peperangan tersebut.
Sementara itu pasukan Puyang Sakti tidak banyak yang terluka karena mereka sudah mempersiapkan peperangan itu secara matang. Mereka senang bukan main. Sebab musuh yang selalu mengganggu selama ini sudah berhasil mereka usir dari tempat tinggal mereka.
Dengan berhasil mereka mengusir musuh, maka mereka akan bisa hidup tenang kembali. Mereka bisa berkebun dan melakukan aktivitas setiap hari dengan aman, damai dan nyaman. Tidak ada lagi yang mengganggu mereka sehari-hari. (bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: