Bangkitnya Rasa Kemanusiaan di Balik Bencana Corona, Berlomba-lomba Membantu Warga

Bangkitnya Rasa Kemanusiaan di Balik Bencana Corona, Berlomba-lomba Membantu Warga

Dalam kondisi normal, rasa kepedulian sulit sekali tumbuh. Kecuali bagi insan yang rasa empati dan simpatinya sudah mengakar di tubuhnya. Sedikit saja melihat kesukaran orang lain, gerah rasanya kalau tidak membantu. Tuhan menurunkan bencana tak selalu menjadi azab. Selalu ada hikmah di baliknya. Setiap kali ada musibah atau bencana, rasa kemanusiaan kita tergugah, yang sulit tumbuh di kondisi normal. Saat ini, bangsa kita Indonesia, sedang dirundung kesedihan. Virus Corona asal Wuhan Cina sedang menyerang hebat. Tidak hanya Indonesia, wabah covid-19 sudah menjadi bencana non alam bagi dunia. Ditengah rasa takut, cemas, paranoid dan berbagai macam hal negatif yang ditimbulkan, tak disadari wabah ini telah membangkitkan rasa kemanusiaan kita. Itulah yang tercermin saat ini. Akan selalu ada hikmah di balik bencana.

SENO AM - Mukomuko

Saya tinggal di Kabupaten Mukomuko. Tugas pun di Mukomuko. Ditempat saya bertugas, juga heboh dengan virus corona. Sekalipun belum ada yang terkonfirmasi positif. Alhamdulillah. Sama dengan daerah-daerah lain, informasi hoax tentang covid19 juga berseliweran. Yang nyinyirin pemerintah juga ramai. Bumbu-bumbu itu semakin menambah ketegangan dan kehebohan ancaman makhluk yang nyaris tak terlihat itu di daerah ini. Tapi saya ogah melihat itu semua. Ada yang lebih penting saya pantau. Ini juga lebih berfaedah. Menurut saya. Apa itu?. Ya, Bangkitnya rasa kemanusiaan. Tumbuhnya rasa kepedulian sesama. Dan itu terjadi di Kabupaten Mukomuko. Saya saksinya.

Sejak Indonesia Darurat Covid-19, Pemerintah Kabupaten Mukomuko, gencar menggodok anggaran untuk penanggulangan. Saya lebih suka menyebutnya "dana kemanusiaan". Pemkab menyiapkan anggaran untuk membeli alat pelindung diri (APD) tim medis yang turun langsung menangani virus ini. Diwacanakan juga bantuan stimulan untuk warga kurang mampu, serta wacana-wacana baik lainya. Aparat penegak hukum juga dengan suka rela membantu Pemkab. Mulai dari sosialisasi, bahkan langsung turun membantu keluarga yang sudah terdampak. Organisasi mitra pemerintah juga tidak tinggal diam. Mereka bergerak, melakukan apa yang mereka bisa. Semisal saja, beberapa hari yang lalu, organisasi wanita daerah ini, membagikan hand sanitizer gratis ke masyarakat.

"Itukan memang tugas mereka" barang kali ada yang mengatakan demikian. Memang betul. Tapi, apa mungkin itu dilakukan jika dalam kondisi normal? Itu semua karena ada bencana ini. Dan sekadar untuk diketahui, banyak dari kalangan pemerintah, khususnya pejabat, bergerak melakukan segala macam bentuk penanganan virus corona ini, masih menggunakan uang pribadi. Terus, pemerintah saja yang bergerak? Tidak. Sekarang ini, gerakan dari gelombang masyarakat di daerah ini sudah ramai. Pribadi, komunitas, organisasi sudah ambil bagian melakukan gerakan peduli dan gerakan pencegahan penularan virus corona.

Seperti Kamis (9/4) kemarin, Komunitas Rakyat Pinggiran bekerjasama dengan Mukomuko, Lubuk Pinang Adventure Off Road (MLAO) membagikan 1.000 masker kepada masyarakat. Mereka sadar, masih banyak masyarakat belum memiliki masker. Padahal, pemerintah sudah menginstruksikan, keluar rumah harus pakai masker. Dari semua yang telah dilakukan, tetap saja ada kata yang keluar "Aaagh, itu pribadi yang riya. Itu komunitas, organisasi sekadar numpang eksis di tengah bencana. Yang dari pemerintah sarat beraroma politik. Itukan tugas pemerintah, kenapa minta bantun masyarakat, dan segala macam."

Ayo saudara, jangan hiraukan itu, kita bergerak terus. Kita hantam rasa kepedulian kita yang sudah membeku dengan gelombang pergerakan ini. Masih banyak yang dapat kita perbuat. Di pasar-pasar, masih ada yang minim fasilitas cuci tangan. Masih banyak masyarakat di daerah ini yang tidak mampu membeli vitamin C dan suplemen yang katanya bermanfaat bagi tubuh untuk melawan virus. Atau, barangkali ada yang ingin mengambil peran dari sisi pendidikan. Untuk memastikan para pelajar masih menerima mata pelajaran tanpa harus dengan pertemuan langsung, dan banyak lagi yang lainnya.

Tidak mesti semua orang harus bergerak. Yang mampu saja. Yang mampu, membantu yang kurang mampu. Jangan jadi insan yang "icak-icak idak mampu". Mukomuko positif corona, Jangan!. Melakukan hal positif untuk melawan corona, sangat boleh. Wabah ini harus kita lawan bersama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: