Tambo Marga VII Pucukan Bengkulu Selatan (9)

Tambo  Marga VII Pucukan Bengkulu Selatan (9)

Kompeni Inggris Masuk ke Bengkulu Selatan

MARGA VII Putjukan (Pucukan-red) merupakan salah satu marga yang ada di Bengkulu Selatan. Untuk mengetahui sejarah Marga VII Pucukan ini, tahan napas dulu, lalu teruskan membaca tambo bagian ke sembilan dari 13 tulisan yang ditulis wartawan RADAR BENGKULU di bawah ini.

AZMALIAR ZAROS - Manna, Bengkulu Selatan

SETELAH Mas Tembelang Migang Bumi diangkat jadi kepala Puyang-Puyang tadi, maka kompeni Inggris datang ke Bengkulu Selatan. Pada masa pemerintahan Inggris ini, dia diminta Inggris untuk pindah di Pinggir Air Manna, dekat Pasar Manna. Ini dilakukannya untuk menolong Inggris. Kalau ada musuh yang datang, maka dia lekas memberi bantuan dalam segala hal.

Lalu lokasi itu dibersihkan. Ia menebang pohon-pohon yang ada di lokasi Air Manna itu. Pohon itu dia tebas dan tebang agar bisa digunakan untuk tempat tinggal.

Saat membersihkan lokasi itu, maka mereka melihat di pinggir Sungai itu ada ikan hiu yang sedang bermain-main. Lalu, mereka menamakan daerah itu dengan nama Duayu atau dua ikan Hiu. Sewaktu lokasi itu sudah bersih, lalu dibuatlah pemukiman untuk menetap secara gotong royong. Kemudian, dia diberi gelar Pangeran Raja Chalifah.

Masa pemerintahan Puyang Mas Tembilang Migang Bumi yang bergelar Raja Chalifah ini berjalan aman dan lancar. Sayangnya, setelah itu, dia meninggal dunia di daerah itu.

Untuk menjalankan roda pemerintahan tetap jalan, maka ia digantikan oleh anaknya yang perempuan. Namanya adalah Buntak. Ia digelari dengan Pangeran Radja Penghulu.

Semasa melaksanakan tugasnya, ia meneruskan apa yang sudah dilakukan Mas Tembelang Migang Bumi. Ia tidak banyak melakukan perubahan saat itu. Terobosan pun boleh dikatakan tidak ada. Lalu, ia pun meninggal dunia. Kemudian dia digantikan oleh anaknya juga . Yaitu, anaknya yang paling tua. Namanya Pangeran Mangku Lurah. Anaknya ini juga melaksanakan pemerintahan seperti yang dilakukan orangtuanya. Dia juga tidak ada melakukan perubahan-perubahan dan terobosan. Lalu, Pangeran Mangku Lurah ini pun meninggal dunia. Dia digantikan oleh cucunya Pangeran Raja Chalifah.

Pangeran Raja Chalifah juga tidak banyak membawa perubahan. Malahan, pada masa pemerintahannya ini terjadi perselisihan dengan orang Jeranglah lantaran saudaranya Raja Muda . Lalu Pangeran Raja Chalifah ini pun meninggal dunia. Lalu dia digantikan oleh Merahmad, anaknya Raja Muda yang diberi gelar Pangeran Raja Chalifah juga.

Kemudian masa Compeni Belanda datang. Lalu gelar Pangeran Raja Penghulu diubah dengan gelar Pangeran Raja Penghulu.(bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: