Tambo Marga VII Pucukan Bengkulu Selatan (10)
Merahmad, Pangeran yang Luar Biasa
MARGA VII Putjukan (Pucukan-red) merupakan salah satu marga yang ada di Bengkulu Selatan. Untuk mengetahui sejarah Marga VII Pucukan ini, baca terus laporan bagian ke sepuluh dari 13 tulisan yang ditulis wartawan RADAR BENGKULU berikut ini.
AZMALIAR ZAROS - Manna, Bengkulu Selatan
MERAHMAD ini pada zaman Inggris diberi gelar Pangeran Raja Chalifah. Marganya dan angkatan beliau ini ada yang luar biasa sedikit. Karena, dia diangkat menjadi pangeran ini masih muda. Padahal saudaranya ada yang lebih tua dari dia tidak diangkat. Ini tidak lain adalah karena dia bagus perangainya. Dia orang baik.
Ia memerintah dari tanggal 22 Mei 1820 sampai 1844. Sesudah Kompeni Belanda datang, maka dia diberi gelar pangeran Raja Penghulu. Akan tetapi sayang sekali, surat pengangkatannya tidak ada ditemukan lagi. Karena sebagian besluitnya telah terbakar bersama besluit lainnya dari pangeran-pangeran terdahulu. Besluit itu terbakar sekitar tahun 1818. Namun Achmad Marzuki memperkirakan bahwa Merahmad yang merupakan salah satu dari Marga VII Pucukan yang banyak pengalaman. Karena, semasa dia memerintah, dia banyak melakukan pertukaran dengan kompeni Inggris dengan Belanda. Bahkan, dia juga pernah menjadi wakil kompeni.
Menurut Achmad Marzuki, satu dari besluitnya tertulis di Fort Marlborough bertarikh 22 Mei 1820 menyatakan tanda kompeni Inggris mengembalikan kuasanya kepada Merahmad. Dia juga diberikan penghargaan dengan sebuah pedang kehormatan yang sekarang masih ada disimpan.
Setelah kompeni Belanda datang, beliau menyerahkan kekuasaan tadi kepada kompeni Belanda dan beliau bekerja terus dalam jabatan sampai tahun 1844. Ia berhenti itu dengan mendapat ondestant. Sedangkan yang menggantikannya ialah anaknya yang bernama Mohamad Arab dengan gelar Raja Chalifah.
Mohamad Arab ini diangkat dengan besluit 16 Januari 1845. Ia hanya melaksanakan tugas seperti yang telah dilakukan oleh Merahmad. Ia pun tidak banyak melakukan perubahan.
Semasa pemerintahannya, ia hanya mengusahakan tanah untuk dijadikan sawah. Ia mencari lahan untuk sawah itu di seberang Manna lama. Tetapi, usaha itu pun belum berhasil dan dia sudah berhenti. Ia kemudian digantikan oleh adiknya sendiri yang bernama Muhammad Alis.
Muhammad Alis ini diangkat sebagai Pangeran berdasarkan besluit Paduka Tuan Asisten Residen Bengkulu tertanggal 21 April 1862. Dia diangkat sebagai pangeran dengan gelar Pangeran Djaja Kesuma. Dalam masa pemerintahannya itu,dia juga melaksanakan rutinitas saja sebagai pemimpin. Dia tidak banyak melakukan perubahan. Ia hanya meneruskan usaha yang sudah dirintis kakaknya, Pangeran Arab terdahulu. Yaitu menuntaskan perluasan sawah di daerah seberang Manna lama. Usaha perluasan sawah ini bisa dituntaskannya dengan baik. Sehingga lahan sawah semakin banyak.
Ia memerintah ini juga tidak lama. Pada tahun 1870, dia sudah berhenti sebagai pangeran. Dalam tahun itu juga beliau menerima besluit dari Seri Paduka Tuan Besar Gubernur Jenderal bertarikh 13 April 1870 No 59. Beliau diberikan onderstant F 30, sebulan.
Kemudian, ia digantikan oleh saudara sepupunya yang bernama Raden Kerta Djaja. Ia pun melaksanakan tugas-tugas seperti biasa. Di dalam Pasirah Raden Kerta Kerta Djaja ini, ia menjadi pasirah di Marga VII Pucukan selalu diawasi. Gouvernement mengatur dikenakan blasting kerja raja-raja (Herdienst) dan rakyat . Tak lama kemudian dia pun berhenti tahun 1883. Lalu, pada tahun 1883 maka yang diangkat sebagai penggantinya adalah Abdul Haris. (bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: