4 Tenggelam di Selagan Raya, 1000 Warga dan Tim SAR Turun Tangan

4 Tenggelam di Selagan Raya, 1000 Warga dan Tim SAR Turun Tangan

Respect! Rasa Simpati dan  Empati Lestari Luar Biasa

WALAUPUN dalam keadaan duka, wajib rasanya saya mengungkapkan perasaan ini. Saya begitu kagum. Respect dengan masyarakat Kecamatan Selagan Raya (SR), Kabupaten Mukomuko. Mereka memiliki tali persaudaraan yang luar biasa. Ini dibuktikan ketika ada saudaranya kena musibah, hampir 1000 orang turun membantu. Meskipun saat bulan puasa, mereka datang tanpa diundang.

Di Kecamatan SR ini ada 12 desa yang jumlah penduduknya sekitar 10.000. Rumahnya masih banyak terbuat dari kayu berbentuk rumah panggung. Saya menyaksikan tim SAR terbesar yang pernah saya lihat seumur hidup saya. Ratusan orang, atau tak kurang dari setengah ribu masyarakat berbodong-bondong melakukan penyelamatan dan pencarian warga yang hanyut terseret arus Sungai Selagan sejak Rabu malam lalu. Berikut Laporannya.

Seno AM  - Selagan Raya, Mukomuko

Pada hari Kamis pagi (30/4) saya mendapat informasi dari beberapa teman kalau ada empat warga Selagan Raya yang sedang mencari ikan di malam hari terseret arus Sungai Selagan. Menurut informasi, sungai tersebut tiba-tiba meluap. Tiga diantaranya terseret jauh sekitar 500 meter dalam kegelapan malam dan derasnya arus air bah. Pada saat saya hubungi hari Kamis, Camat Selagan Raya, Khairul Saleh, SKM, M.Si membenarkan kabar tersebut. Ia juga sedang di lapangan membantu pencarian. Pagi itu dia hanya membalas pesan WhatsApp saya dengan singkat. Barang kali sedang sangat sibuk. Barulah sore hari ia mengirimkan data detail.

Dari data yang disampaikan Camat, empat warga yang terseret arus sungai itu adalah Yos, Didik, Nopi dan Herman. Satu diantaranya, Yos, berhasil menyelamatkan diri saat kejadian. Ia pula yang memberitahu warga lainnya, kalau temannya hanyut diseret sungai.

Pada pencarian hari pertama, dua orang korban ditemukan. Ridik ditemukan dalam keadaan selamat. Sayang, korban Nopi, ditemukan warga di areal bendungan Sungai Selagan dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Tinggal Herman yang belum diketemukan saat itu.

Jumat pagi (1/5) saya berangkat ke Selagan Raya, menyusul rekan-rekan Mukomuko Rescue (sebuah organisasi yang bergerak dibidang pertolongan dan pencarian) yang sudah lebih dulu berangkat ke lapangan ikut membantu pencarian.

Setiba di Selagan Raya, betapa kagetnya. Saya prediksi, tak kurang dari 500 orang terjun ikut mencari. Sisanya sedang bersiap-siap di desa di sekitar rumah korban. Sehingga totalnya ada sekitar 1000 orang yang ikut turun membantu. Menurut informasi warga, ratusan orang yang melakukan pencarian itu langsung di TKP, berasal dari 12 desa se Kecamatan Selagan Raya. Saya sampai merinding mendengarnya.

Sejujurnya, dari sekian banyak saya ikut membantu melakukan pencarian, ini pertama kali saya menyaksikan, begitu banyak warga turun membantu melakukan pencarian warga yang hilang. Betul-betul saya respect dengan masyarakat Selagan Raya.

Tidak hanya saya, Ketua M2 Rescue, Asmadi juga mengungkapkan hal sama. Ia begitu salut dengan masyarakat kecamatan ini. "Wuuih Bang, ramai nian masyarakat turun. Salut saya," ungkap Asmadi kepada saya. Apalagi Camat yang putra daerah itu bersama polisi, TNI ikut serta ke lapangan mencari.

Oya, sekadar menggambarkan lokasi tempat kejadian perkara (TKP). Lokasi pencarian bukan di dekat desa. Lokasinya berada di hulu sungai, sekitar satu setengah sampai dua jam jalan kaki dari desa. Sampai-sampai, Tim Basarnas tidak bisa menerjunkan perahu motor ke lokasi. Basarnas harus mendatangkan perahu karet (perahu rafting) dari Bengkulu, agar mampu mencapai lokasi. Bisa dibayangkan, TKP sejauh itu, masyarakat masih rela meluangkan waktu membantu pencarian dalam kedaaan bulan puasa dan musim Corona dengan jumlah yang begitu banyak. Dalam kondisi berpuasa, walaupun sebagian ada yang terpaksa berbuka lebih dulu, termasuk saya.

Alhamdulillah, pencarian di hari kedua ini membuahkan hasil. Dengan metode penyelaman yang dilakukan oleh warga, korban ditemukan sekira pukul 10.00 WIB Jumat. Namun sayang sudah dalam kondisi meninggal dunia. Korban langsung dievakuasi menggunakan tandu Basarnas dengan cara dipikul. Sekira pukul 12.00 WIB, tiba di rumah duka, disambut tangis histeris keluarga.

Menurut keterangan Camat  yang juga turun langsung melakukan pencarian, korban terselip di batang kayu di dekat batu cukup besar di tengah sungai. Berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi korban tenggelam.

"Siang ini (kemarin) akan langsung dikebumikan. Saya mengucapkan terimakasih kepada ratusan masyarakat yang telah membantu. Termasuk juga kepada Basarnas, TNI, Polri dan relawan yang telah turut membantu," sampai Camat.

Ajal sudah menjadi ketentuan Tuhan Yang Maha Esa. Semoga korban yang meninggal dunia, mendapatkan ampunan dan ditempatkan di sisi-Nya. Keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan menghadapi musibah ini. Dan korban yang selamat, semoga segera pulih.

Oya, dua tahun silam, di sebuah desa daerah lain, waktu melakukan pencarian warga yang tenggelam, saya sempat mengupat dalam hati. Waktu itu, saat puluhan warga, Tim Basarnas dan relawan melakukan pencarian, pejabat tinggi desa setempat, malah asyik menebar jaring mencari ikan. Waktu itu, ingin sekali rasanya saya melemparkan benda keras ke arah pejabat desa itu, biar si tuan itu jatuh dari sampannya dan memohon pertolongan kepada kami. Untung niat itu saya urungkan. Tapi, sudahlah. Itu masa lalu yang tak patut ditiru. Tiru saja masyarakat Selagan Raya, yang begitu simpati dan empati terhadap orang yang sedang tertimpa musibah. Sekian. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: