Masih Ada Kalangan Tidak Taat Imbauan Pemerintah
Riri Damayanti : Gugus Tugas Kurang Transparan Terkait Informasi Penanganannya RBO >>> BENGKULU >>> Wabah pandemic Covid-19 di Indonesia pada umumnya dan di Bengkulu pada khususnya belum menunjukkan tren menurun. Bahkan terus meningkat. Hingga H+3 lebaran Idul Fitri 1441 jumlah pasien positif sudah menjadi 69 orang. Namun kenyataan di lapangan, berbagai imbauan pemerintah belum benar-benar dipatuhi oleh banyak kalangan. Anggota Komite II DPD RI Hj Riri Damayanti John Latief S.Psi mengungkapkan, ada sejumlah kelemahan yang telah ia catat dalam upaya penanganan Covid-19, khususnya yang terjadi di Bengkulu. "Pertama, masih ada koordinasi antar jajaran pemerintah daerah yang belum sinkron. Ada pemerintah daerah yang ambil inisiatif dan kebijakan sendiri, sehingga cenderung usaha penanganan Covid-19 ini tidak terpimpin,"ungkap Riri Damayanti kepada radarbengkuluonline.com Selasa (26/5). Riri menerangkan, banyak masyarakat yang mengeluhkan bahwa pemerintah daerah kurang cepat dan kurang tepat dalam menghadapi Covid-19 ini. "Banyak yang menyesalkan lockdown lambat diterapkan. Sehingga Covid-19 terlanjur mewabah di tengah-tengah masyarakat. Dan saat kasusnya terus bertambah, pemerintah sekarang justru memperbolehkan mudik secara terbatas, namun menjadi celah terbuka kran lalu lintas manusia untuk masuk dan keluar daerah. Ini kebijakan yang aneh," terang Riri. Pemerintah terkesan kurang transparan terhadap informasi penanganan Covid-19."Jangan tutup-tutupi informasi yang seharusnya diketahui publik agar mereka dalam melakukan antisipasi secara mandiri. Kalau ada yang terindikasi positif, segera periksa dan berikan perawatan secara gratis," desaknya. Perempuan kelahiran Bengkulu, 4 Februari 1990 ini berharap pemerintah dapat mengedepankan sisi kemanusiaan dan keselamatan serta kesehatan rakyat dalam penanganan Covid-19."Pastikan cadangan pangan aman. Pastikan pasokan obat-obatan cukup. Pastikan APD (Alat Perlindungan Diri) untuk tenaga medis tersedia. Pastikan bahwa UMKM tidak terpuruk. Inilah bentuk sejati dari berdamai dengan Covid-19," kata Riri. Alumni Psikologi Universitas Indonesia ini menambahkan, bila pemerintah tidak memperbaiki pola penanganan Covid-19 saat ini, maka kecemasan umum akan muncul di tengah-tengah publik."Akan banyak yang stres dan frustasi. Ini bahaya. Karena, membuat imunitas tubuh menurun dan akhirnya banyak yang menjadi sakit. Untuk itu mulai sekarang, mari berbenah. DPD sebagai bagian dari pemerintah juga ingin Covid-19 ini segera berlalu." (idn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
- Share: /*props */?> /*google ads */?> /*amp advernative */?>
- 1 Perbandingan Mobil Toyota Rush Bekas vs Honda BR-V Baru: Mana yang Lebih Worth It?
- 2 Perhiptani Mukomuko Sambut Antusias Rencana Penyuluh Pertanian Ditarik Pusat, Jadi Pegawai Kementan
- 3 4 Cara Mengatasi Tanda Silang Merah yang Menghambat Seleksi PPG Bagi Guru Tertentu
- 4 Lokasi Pemutihan Pajak Kendaraan di Bengkulu Diserbu Warga
- 5 Perbandingan Mobil Daihatsu Sigra vs Honda City Hatchback
- 1 Perbandingan Mobil Toyota Rush Bekas vs Honda BR-V Baru: Mana yang Lebih Worth It?
- 2 Perhiptani Mukomuko Sambut Antusias Rencana Penyuluh Pertanian Ditarik Pusat, Jadi Pegawai Kementan
- 3 4 Cara Mengatasi Tanda Silang Merah yang Menghambat Seleksi PPG Bagi Guru Tertentu
- 4 Lokasi Pemutihan Pajak Kendaraan di Bengkulu Diserbu Warga
- 5 Perbandingan Mobil Daihatsu Sigra vs Honda City Hatchback