Metode BLISH, Desain Pembelajaran Modern Diterapkan di SMKN 4 Kota Bengkulu
RBO >>> BENGKULU >>> Tahun pelajaran 2020/2021 sudah dimulai tanggal 13 Juli 2020, namun pembelajaran di sekolah belum bisa dimulai karena masih berlakunya masa pencegahan Covid-19. Pada situasi seperti ini hampir semua sekolah masih melaksanakan belajar dari Rumah (BDR). Pembelajaran seperti ini banyak menimbulkan permasalahan. Seperti tidak adanya internet, peralatan yang minim dan sebagainya, pengetahuan yang kurang tentang ilmu dan teknologi (IT) untuk pembelajaran dan lain-lain. Hampir setiap hari ada keluhan dari guru, siswa dan orang tua untuk melaksanakan BDR.
Melihat situasi dan konsidi ini, Kepala SMKN 4 Kota Bengkulu, DR. Paidi, SPd, M.TPd. menggunakan sebuah model pembelajaran berbasis handphone. Ini merupakan salah satu solusi untuk melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model BLISH blended learning berbasis handpone. Model BLISH merupakan perpaduan pembelajaran online dan offline dengan komposisi 29% off line atau tatap muka dan 71% full online. Komposisi ini merupakan sebuah aturan dari model BLISH ini pada konsep pembelajaran modern ini.
Pembelajaran model BLISH ini, lanjutnya, banyak memiliki keuntungan. Seperti siswa belajar dapat berlangsung setiap saat. Guru dapat memantau kegiatan pembelajaran setiap saat, diskusi online, ujian online, hasil ujian dapat diakses secara cepat melalui media berupa handphone dan komputer atau perangkat IT lain yang bisa terkoneksi ke internet. Sehingga pembelajaran dan ujian tidak memerlukan kertas dan biaya foto copy.
Disampaikan DR. Paidi, model BLISH ini ciptakan dibawah bimbingan pakar teknologi pendidikan Indonesia. Yaitu Prof. Dr. Atwi Suparman, MSc, mantan Rektor Univeristas Terbuka dan Prof. Dr. Basuki Wibawa, salah satu pakar pendidikan di Universitas Negeri Jakarta. Sehingga saat ini model BLISH ini sudah mengantongi hak cipta sebagaimana telah diatur oleh peraturan perundang undangan tentang hak kekayaan intelektual.
Terkait masalah hasil, BLISH ini sudah diujicobakan oleh Paidi di SMKN 1 Kota Bengkulu selama lebih kurang 1 tahun. Tepatnya tahun 2018 dengan menggunakan berbagai merek handpone. Pada kelas XI SMKN 1 Kota Bengkulu yang sedang melaksanakan praktik kerja lapangan di dunia usaha dan industri selama 3 bulan. Berkat model ini, maka pembelajaran masih bisa berlangsung meskipun siswa dan guru tidak dapat melaksanakan pembelajaran di sekolah. Secara umum hasil ujicoba model BLISH sangat menggembirakan. Karena hampir semua siswa berhasil dalam pembelajaran. Untuk penggunaan handpone dengan berbagai merk tersebut secara umum tidak mengalami kendala. Hal ini berarti model Blish ini bisa digunakan untuk mendukung pembelajaran dari rumah pada masa pandemi covid-19.
Model Blish ini diciptakan setelah melalui beberapa tahapan pengembangan dengan memodifikasi sebuah desain pengembangan model Dick and Carrey. Ini diawali dengan melakukan pengumpulan data dan informasi awal. Kemudian, merumuskan tujuan umum instruksional/pembelajaran, lalu melakukan analisis instruksional, dilanjut dengan analisis karakteristik peserta didik dan konteks, menyusun strategi instruksional, mengembangkan dan melakukan evaluasi formatif guna memastikan model pembelajaran yang didukung adanya media dan bahan pembelajaran yang bermutu.
‘’ BLISH ini sangat efektif dalam rangka pembelajaran jarak jauh di masa adaptasi kehidupan baru seperti yang kami gunakan di SMKN 4 Kota Bengkulu ini," ujar Paidi.
Menciptakan model BLISH ini, lanjutnya, melibatkan banyak pakar pendidikan. Seperti Prof. Dr. H. Johanes Sapri, M.Pd/Unib, pakar media pembelajaran, Prof. Dr. Bambang Sahono, M.Pd/UNIB, pakar materi pembelajaran Dr. Reza Firsandaya, MT/UNSRI) dan pakar bahasa (Dr. Agus Trianto, M.Pd/UNIB/Puskurbuk Kemendikbud. "Untuk model Blish ini, saya melibatkan banyak pakar, sehingga hasilnya tidak diragukan lagi untuk melaksanakan pendidikan jarak jauh dan sudah saya uji coba dengan hasil yang memuaskan," demikian Paidi. (Cw1)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: