Mayoritas Orang Tua Kewalahan Anak Belajar Daring

Mayoritas Orang Tua Kewalahan Anak Belajar Daring

Jon Ramadan: Sangat Tidak Efektif Juga Tidak Efisien

RBO, BENGKULU – Sejak wabah pandemic Covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia juga Provinsi Bengkulu saat ini. Dunia pendidikan cukup terdampak. Sebab hampir seluruh sekolah melanjutkan pendidikan belajar secara Dalam Jaringan (Daring). Akibatnya mayoritas orang tua para wali murid kewalahan atas kebijakan pemerintah menerapkan proses belajar mengajar secara online.

“Jika terus dilanjutkan dunia pendidikan kita dengan system Daring seperti saat ini, maka akan berdampak semakin buruk untuk kehidupan maupun perekonomian. Proses belajar yang diterapkan berdasarkan kebijakan Kemendikbud dengan Daring tidaklah efektif juga sangat tidak efisien. Sebab itu perlu dikaji lagi kebijakan system belajar Daring ini dilanjutkan atau tidaknya,” ungkap Jon Ramadan, kemarin (25/7).

Dijelaskan oleh Jon Ramadan, kalau dulu sebelum adanya wabah pandemic Covid-19 ini, sering didengar bahwa gadget atau hp android salah satu penyebab anak malas belajar. Bahkan terkesan anak-anak dilarang terlalu lama memainkan hp android. Tapi dalam menghadapi Virus Corona dan belajar dari rumah. Saat ini seluruh anak-anak malah diwajibkan memiliki perangkat seperti note book atau laptop sendiri, atau minimal memiliki hp android agar bisa mengikuti pelajaran secara online.

“Ini tentu kita sangat miris. Sekarang anak-anak malah diwajibkan memainkan android. Kalau dulu satu rumah, kami cukuplah satu hp android. Tapi sekarang guna menunjang pembelajaran dimana ketiga anak saya belajar dari rumah, kami terpaksa membeli tambahan hp android, bahkan ada teman saya yang sampai menggadaikan motornya guna memasang wifi di rumah. Belum lagi kita terbebani dengan membeli kuota internet, sekarang satu minggu saya harus mengeluarkan uang Rp 135 ribu untuk sekedar membeli kuota internet agar anak-anak dapat mengikuti pembelajaran dari gurunya. Dan masalahnya tidak hanya sampai disitu, bagaimana dengan daerah pelosok, daerah pedesaan yang belum terjangkau jaringan internet, jangankan jaringan internet, listriknya saja kadang hidup kadang mati, jadi bagaimana mereka bisa mengikuti proses belajar mengajar secara efektif. Untuk itu, kami minta pada para wakil rakyat di senayan maupun pemerintah daerah dan pemerintah pusat agar menyampaikan suara kami ini, dimana kita sangat terbebani dengan system dunia pendidikan saat ini. Pemerintah jangan hanya memberikan bantuan sosial berupa pangan beras dan pangan lainnya, tapi juga cari solusi untuk mengatasi dunia pendidikan kita ini agar masyarakat dapat nyaman mengikuti meskipun dari rumah dan terhindar dari Covid-19,” harapnya.

Sebelumnya senator Bengkulu anggota DPD RI H. Ahmad Kanedi SH, MH juga pernah menyampaikan bahwa kebijakan yang diambil oleh Mendikbud ditengah wabah pandemic Covid-19 ini memang tidak efektif.

“Karena saat pertemuan tatap muka langsung saja, terkadang anak masih kurang memperhatikan gurunya. Ini apalagi proses belajarnya dari rumah melalui aplikasi zoom atau WA. Sangat tidak efektif, kalau dibiarkan berlarut tanpa solusi maka dunia pendidikan kita akan semakin terpuruk. Kalau tidak percaya buktikan saja sendiri, saat ini bagaimana dunia pendidikan kita, jika diambil data resmi, saya pastikan terjadi kemunduran terhadap dunia pendidikan kita, sementara pendidikan ini sangatlah penting. Salah satu indikator majunya suatu daerah ataupun negara, tidak terlepas dari majunya dunia pendidikan didaerah tersebut,” kata Bang Ken panggilan akrabnya. (idn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: