Beruntung, Petugas Kesehatan RSUD Mukomuko Terapkan Standar Pelayanan

Beruntung, Petugas Kesehatan RSUD Mukomuko Terapkan Standar Pelayanan

RBO >>>  MUKOMUKO >>>  Salah seorang tenaga medis Puskesmas Penarik menjadi satu penderita Covid-19. Ini diketahui pada rilis penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 Kabupaten Mukomuko pada hari Sabtu (24/10) lalu. Ia ditetapkan menjadi kasus 57 Covid-19 di daerah ini.

Sebelum dinyatakan positif terpapar virus Corona, tenaga kesehatan ini sempat dirawat di RSUD Mukomuko. Ia berobat ke rumah sakit karena mengalami gejala batuk, flu, dan sesak napas. Dengan riwayat perjalanan penderita kasus 57 tersebut, ada beberapa tenaga kesehatan RSUD Mukomuko harus menjalani Swab tes dan isolasi mandiri. Namun beruntung, tenaga medis yang harus menjalani Swab tes ini, jumlahnya tidak banyak.

"Dari penelusuran Tim pengendali dan pencegahan infeksi (PPI) Rumah Sakit, ada lima orang yang harus Swab," ungkap Kabid Pelayanan Medis RSUD Mukomuko, Harnovi, SKM ketika dikonfirmasi radarbengkuluonline.com, Senin (26/10).

Kata Harnovi, sebetulnya banyak tenaga kesehatan yang berkontak erat dengan penderita Covid-19 kasus 57 itu. Akan tetapi, para tenaga kesehatan yang menangani pasien itu mengenakan alat pelindung diri (APD) atau standar pelayanan level II (dua).

"Jadi, pasien kasus 57 kemarin itu memang sempat dirawat di RSUD Mukomuko. Ia dirawat. Ia mengeluh batuk, plu, dan sesak napas. Nah, karena gejalanya mengarah ke covid, tenaga kesehatan yang menangani mengenakan APD lengkap pelayanan level II. Jadi, meski mereka pernah kontak erat, diyakini mereka aman dari penularan. Itu standarnya," jelas Harnovi.

Diungkapkannya, pegawai RSUD Mukomuko yang wajib melakukan swab tes berkaitan dengan pasien 57 ini ada sebanyak 5 orang. Dua diantaranya Perawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD), satu orang perawat yang mengantar merujuk ke Bengkulu, satu orang sopir yang mengantar merujuk ke Bengkulu dan satu orang lagi Direktur RSUD Mukomuko.

"Kalau Pak Direktur kita ini, kontak eratnya bukan dalam pelayanan. Sebagai teman sejawat, mereka sempat kontak erat. Sebagai antisipasi, Pak Direktur juga melakukan Swab dan isolasi mandiri. Sementara, perawat dan sopir yang merujuk ke Bengkulu, karena kontak eratnya durasinya lama, maka PPI merekomendasikan untuk di-swab tes juga," bebernya.

"Itulah pentingnya menerapkan standar pelayanan di tengah pandemi ini. Meski di bawah ancaman virus, tapi ada tameng yang kuat. Kita tidak ingin RSUD lumpuh karena petugasnya banyak yang terpapar Covid-19," pungkas Harnovi. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: