Mahasiswa IMM Jangan Sampai Golput

Mahasiswa IMM Jangan Sampai Golput

Kontribusi Milenial Juga Sangat Penting

RBO >>>  BENGKULU >>>  Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bengkulu bersama Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Provinsi Bengkulu menggelar Pilkada Talk Show, dengan tema "Kontribusi Milenial dalam suksesi Pilkada Tahun 2020 No Golput, No Hoax".

Acara Pilkada Talk show ini, juga diikuti oleh kader IMM Bengkulu yang dipandu oleh Jaka Dernata, S.Kom, yang menghadirkan narasumber Komisioner KPU Provinsi Bengkulu, Darlinsyah, M.Si , Wakil Rektor III UMB, Dr. Susiyanto, M.Si dan Sekretaris Umum DPD IMM Provinsi Bengkulu, Kasrul Pardede.

"Kontribusi milenial dalam kontestasi, memang harus ada. Sebab pemuda adalah penentu generasi dimasa datang. Kita harus ikut bergembira, karena golput itu apatis. Apalagi bagi kaum milenial khusus mahasiswa sebagai kaum intelektual," kata Iqbal Hafsari, Ketua DPD IMM Provinsi Bengkulu dalam sambutannya kemarin. Selain itu, Kasrul Pardede mengatakan, IMM mempunyai peran penting dalam suksesi Pilkada. Baik di Bengkulu maupun daerah lainnya.

"Peran IMM itu mengkampanyekan dan mengajak masyarakat ‘Ayo Kita Mencoblos’ sebagai pelaku suksesi Pilkada, sebagai agen sosial kita harus menyadari bahwa pilkada itu penting dalam menentukan pembangunan kedepan," kata Kasrul.

Kasrul juga mengimbau kepada seluruh kader IMM Bengkulu, supaya cerdas dalam memberi informasi publik. Jangan sampai kita meng-share berita yang belum tahu kejelasan validitas datanya. Mari kita sama-sama menyukseskan Pilkada Desember nanti. "Jangan golput dan jangan hoax," tegasnya.

Tak hanya itu, Komisioner KPU Provinsi Bengkulu, Darlinsyah, M.Si menyampaikan, bagi penyebar hoax, itu bisa dipidana. Baik pidana pemilu maupun pidana umum. Kemudian, akan ditangani oleh kepolisian. Apalagi kampanye hitam ini bisa menggangu pemilih pemula.

"Jadi, sampaikan visi-misi calon kepada masyarakat dengan jelas, beri edukasi dan informasi demokrasi yang bagus. Jangan sampai menyampaikan hal-hal yang bisa merusak tatanan demokrasi. Jadi, hal ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk memberi pendidikan kepada masyarakat," jelas Darlinsyah.

Selain itu, Dr. Susiyanto, M.Si mengatakan, dari hasil risetnya tahun 2009, 2014, 2019, kelompok pemilih itu dibagi menjadi dua. Yakni pemilih pemula dan pemilih pemuda.  "Dari hasil riset ini menunjukan bahwa 2,5 persen adalah pemilih pemula, dan mereka tidak akan terpengaruh oleh kata-kata ‘pilih aku,’ namun mereka terpengaruh dengan isu yang berhubungan setiap hari seperti fasilitas umum, pelayan publik dan kebutuhan sehari-hari," paparnya.

Lebih lanjut dikatakannya, peran akademisi strategis sekali karena pernyataan yang disampaikan tidak semata-mata opini, namun pernyataan akademisi berdasarkan riset.  "Peran akademisi sangat bagus. Apalagi jika dilibatkan kedalam tim-tim sukses. Jadi, ketika pasca pilgub dan pilbup saat menyusun program kerja sesuai data real riset bukan berdasarkan keinginan semata," tutupnya. (ach)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: