Warga Berburu Durian di Tengah Kota

Warga Berburu Durian di Tengah Kota

RBO >>> BENGKULU >>>   Durian merupakan buah asli khas Indonesia. Tidak sulit mencari penjual durian di Kota Bengkulu apabila musimnya sudah mulai panen. Musim panen durian di daerah Bengkulu berawal dari bulan Desember hingga bulan Maret.Di sepanjang jalan cendana, dekat dengan Stadion Semarak Bengkulu , para pengendara motor dan mobil akan disambut oleh para penjual durian kaki lima, baik itu dari tenda , hingga mobil.

Menurut Tahidin  (62), salah seorang pedagang durian kaki lima di Jalan Cendana  yang sudah  2 tahun terakhir jualan durian ini, saat ini memang banyak warga yang berburu buah durian. Kadang siang, sore, kadang malam. Harga durian yang dijualnya itu  berbeda-beda. Ini tergantung dari jenis dan ukurannya. Mulai dari harga Rp 20.000 - Rp 75.000 / buah.

 "Harganya macam-macam. Ada yang enam puluh sampai  tujuh puluh ribu perbuah  untuk yang tinggi. Tiga puluh lima sampai empat puluh untuk yang menengah dan yang murah kisarannya dari dua puluh sampai dua puluh lima ribu," ujar Tahidin kepada  radarbengkuluonline.com saat diwawancarai  di tempat usahanya Selasa (2/2).

Pedagang ini berjualan dari jam 09:00 -24:00 WIB setiap harinya, Durian yang dijual berasal dari berbagai penjuru daerah. Yaitu, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah dan ada juga dari Lubuk Linggau.

Sementara itu, pedagang  durian kaki lima lain yang juga jualan di Jalan Cendana, Rani (35) mengatakan bahwa keuntungan dari berjualan ini tidak pernah menentu. Ini tergantung dari durian yang datang dan juga cuaca. ''Terkadang juga mengalami kerugian yang amat besar,'' ujarnya saat dihubungi terpisah tadi siang.

Durian yang dijualnya itu, lanjutnya,  beragam jenisnya. Yaitu susu, biasa, ubi rebus dan montok. Durian tembaga kuning merupakan tujuan utama  bentuk dari durian ini pun nampak lebih besar dari durian lainnya.

" Biasanya para pembeli itu lebih suka membeli durian tembaga kuning. Karena isinya berwarna kuning , dan rasanya memang enak, " ujarnya.

Pedagang durian lainnnya, Pirmansyah (20)  mengatakan dimasa era normal baru ini, pembeli tidak seperti pada tahun sebelumnya. Dimana para pembeli banyak dari lokal dan luar kota. Namun walaupun demikian, para penjual tetap semangat dalam mencari nafkah untuk menghidupi kehidupan sehari-hari.  "Biasanya pembeli itu banyak sekali dari orang Bengkulu dan luar kota. Karena mereka ada yang dinas ke Bengkulu. Tapi dimasa corona ini jadi sepi karena orang yang datang berkurang," pungkasnya.(mg-5)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: