Prof. Sudarwan : Dukung KBM Tatap Muka

Prof. Sudarwan : Dukung KBM Tatap Muka

Orangtua Jadi Relawan Penegak Prokes

RBO >>>  BENGKULU >>>  Salah seorang praktisi pendidikan di Bengkulu, Prof. Dr. Sudarwan Danim, M.Pd memberikan dukungannya terkait Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka bagi para pelajar akan kembali digelar. Apalagi, Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto, dalam kunjungannya ke Bengkulu beberapa hari yang lalu, telah memberi kode bahwa Bengkulu layak menjadi percontohan belajar tatap muka ditengah pandemi Covid-19. "Provinsi Bengkulu sesungguhnya telah menyelenggarakan sekolah tatap muka secara konsisten dengan beragam mode, meski sesekali adakalanya tutup total sebentar, kemudian dibuka lagi. Terutama di perkotaan. Selain itu,

di daerah-daerah yang secara total atau parsial nyaris tidak terjangkau pembelajaran daring, saatnya sekolah dibuka dengan menerapkan Protokol kesehatan (Prokes) Covid-19 dan atas persetujuan pihak terkait," ujar Sudarwan kepada radarbengkuluonline.com, Kamis (20/5).

Lebih lanjut dikatakan mantan Ketua PGRI Provinsi ini, dia setuju sekolah kembali menggelar belajar tatap muka di sekolah, dengan penerapan prokes secara ketat. Namun, dia juga mewanti-wanti bagi di daerah yang rawan Covid-19, tetap harus dijalankan secara parsial dengan prosedur yang ketat.

Disinggung soal dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), untuk membantu dalam persiapan sekolah penunjang fasilitas Prokes, menurutnya, dana BOS itu sudah baku jumlah dan peruntukannya. Kalaupun masih memungkinkan, masih ada BOS Daerah alias (BOSDA). "Masalahnya, apakah anggaran Covid-19 di setiap daerah juga mencakup untuk mensubsidi sekolah? Saya kira Pemerintah daerah (Pemda) terkait harus memikirkan hal tersebut. Bagi sekolah yang menarik dana komite, agaknya bagus juga sebagian besar atau kecil, dialokasikan ke sana," tuturnya.

Selain itu, dalam menyukseskan KBM tatap muka ini, peran orangtua juga sangat penting. Para orangtua, bisa menjadi relawan untuk membantu menyiapkan tempat cuci tangan, menyediakan hand sanitizer dan lain-lain. Sebab, terpapar virus kan bisa terjadi di mana-mana. Bisa itu pasar, tempat bermain, kedatangan tamu di rumah dan sebagainya.

"Provinsi Bengkulu sebenarnya bukan tidak perlu disebut percontohan. Tapi inisiasi itu penting, karena kalau terlalu lama, kan bisa terjadi lost generation juga, meski hal ini merupakan penderitaan global," tutupnya. (ach)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: