Kemahiran Berbahasa Indonesia Saat Ini Belum Terlalu Baik

Kemahiran Berbahasa Indonesia Saat Ini Belum Terlalu Baik

Kantor Bahasa Gelar Bimtek Kemahiran Berbahasa Indonesia

RBO >>>  BENGKULU >>>  Ditengah Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 di Kota Bengkulu, Kantor Bahasa Bengkulu tetap produktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat umum. Kali ini, Kantor Bahasa mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) kemahiran berbahasa Indonesia. Menariknya, Bimtek ini dilakukan secara virtual melalui aplikasi zoom meeting.

Peserta yang hadir dalam Bimtek ini sebanyak 100 orang dari berbagai unsur elemen masyarakat. Seperti dari guru, mahasiswa, jurnalis/wartawan, masyarakat umum, dan lain-lain. Walaupun dilaksanakan secara virtual, namun peserta yang mengikuti Bimtek cukup antusias. Apalagi, narasumber yang dihadirkan sangat berkompeten dibidangnya. Diantaranya, Dra. Ebah Suhaebah, M.Hum membahas tentang penggunaan ejaan bahasa Indonesia, Drs. Abdul Gaffar, M.Hum, Bentuk dan pilihan kata, dan Dr. Junaiyah, H.M, M.Hum, kalimat efektif bahasa Indonesia.

Kepala Kantor Bahasa, Dra. Yanti Riswara, M.Hum dalam sambutannya secara virtual mengatakan, pihaknya berterima kasih atas kehadiran para narasumber dan peserta Bimtek. Walaupun dilaksanakan secara virtual, tapi Yanti berpesan agar peserta mengikuti Bimtek ini sampai habis. Pelaksanaan Bimtek digelar selama 3 hari, dari tanggal 28 sampai 30 Juli 2021. "Kenapa pelaksanaan Bimtek ini kami gelar dengan tema kemahiran berbahasa Indonesia? Sebab, mempertimbangkan kondisi kemahiran berbahasa Indonesia saat ini boleh dikatakan belum terlalu baik. Maka dari itu, pemateri yang dihadirkan betul-betul berkompeten dibidangnya. Sehingga para peserta dalam penggunaan kaidah bahasa Indonesia bisa baik dan benar," kata Yanti sembari membuka acara secara resmi, Rabu (28/7).

Selain itu, lanjutnya, penggunaan bahasa daerah juga harus digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, lebih diperhatikan konteks situasi dan kondisi saat menggunakan bahasa daerah ataupun bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa daerah mulai diterapkan di keluarga masing-masing, sehingga bahasa daerah tetap dijaga dan dilestarikan bahasa daerah itu agar tidak punah. "Penggunaan bahasa Indonesia tergantung dengan situasi yang kita hadapi. Contoh, kita sedang berkomunikasi dengan atasan di kantor, tentunya harus memilih penggunaan kata yang baik dan benar. Beda halnya, kalau kita sedang berbelanja di pasar, tentunya penggunaan bahasa tidak mesti harus bahasa Indonesia." (ach)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: