Bengkulu Selatan Berkolaborasi Atasi Soal Stunting
RBO >>> MANNA >>> Kepala Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan, Siswanto,S.Sos.M.Si melalui Kabid Kesehatan Masyarakat, Usman Ashari,M.Kes dalam rapat koordinasi Rembuk Stunting di Aula Bappeda Bengkulu Selatan Selasa (31/8) tadi pagi mengatakan, Bengkulu Selatan akan melaksanakan kegiatan lintas OPD untuk bersinergi memberantas Stunting. "Mengapa kami harus menggandeng seluruh OPD? Karena mereka mempunyai program yang efeknya bisa menekan angka stunting. Seperti di Dinas Ketahanan Pangan dengan cara menjalankan Program Gemar Menanam Sayur dan Buah di Perkarangan(Gentayangan). Kalau di Dinas Perikanan ada Program Selalu Makan Ikan(Selukan)," ucap Usman kepada radarbengkuluonline.com di Aula Bappeda Bengkulu Selatan Selasa (31/08).
Untuk itu, lanjutnya, Rembuk Stunting ini perlu dilakukan dengan seluruh OPD. Jika di Dinas Kesehatan tidak bisa terlalu maksimal, untuk itulah perlu peran dari OPD lain. Bahkan pihaknya berharap sampai kelini Pemerintahan Desa bisa menganggarkan setiap tahunnya untuk pencegahan stunting.
Saat ini Bengkulu Selatan untuk tingkat stunting mencapai 2,7 persen. Untuk target, pihaknya akan menghilangkan stunting di Bengkulu Selatan sampai akhir tahun 2030 dengan persentase setiap tahunnya 0,3 persen akan diturunkan.
"Untuk langkah yang akan kita ambil, kita akan selalu melakukan sosialisasi kepada seluruh desa melalui perwakilan mereka yang ada di desa. Baik itu melalui bidan desa, puskesmas agar setiap masyarakat tersebut bisa melakukan program hidup sehat."
Kepala Bappeda Bengkulu Selatan, Sukarni Dunip,M.Si mengatakan bahwa, dengan bebasnya stunting di Bengkulu Selatan akan mewujudkan Bengkulu Selatan menuju Bengkulu Selatan Emas.
"Untuk mewujudkan itu semua, ada empat langkah yang bisa kita lakukan. Yaitu dengan cara mewujudkan SDM yang berkualitas, sejahtera dan berdaya saing, memperkuat infrastruktur berkeadilan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, membangun kemandirian ekonomi yang berkualitas dan bersaing, mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang baik bersih serta pelayanan publik yang berkualitas,"papar Sukarni.
Kedepannya, bukan hanya memberikan gizi yang cukup dalam pencegahan stunting,tetapi juga merubah maindset masyarakat dalam pembangunan SDM yang baik. Mulai dari seorang ibu mengandung, melahirkan sampai anak tersebut hidup 100 hari.
Pola inilah yang harus diubah agar kedepannya SDM yang dilahirkan bisa berkualitas dan mempunyai daya saing. Jangan sampai pemikiran masyarakat bahwa stunting ini tertumpu pada pertumbuhan badan saja. Karena banyak manusia yang kerdil mempunyai intelektual yang tinggi. "Dengan SDM yang berkulitas, maka orang tersebut tidak akan menjadi beban orang lain. Banyak orang yang kita lihat berbadan besar, sehat, tetapi mempunyai IQ yang rendah. Sehingga tidak mempunyai daya saing. Untuk itu, stunting ini jangan kita berpaku pada tinggi pendeknya ukuran bayi," ungkap Sukarni.
Kegiatan Rembuk Stunting ini langsung dibuka oleh Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi,SE.MM. Dia mengatakan bahwa stunting ini tidak hanya berurusan dengan gizi dan menjadi urusan daerah. Bahkan, ini sudah menjadi program nasional yang harus dilaksanakan setiap Provinsi, baik di tingkat Kota maupun Kabupaten.
"Kalau kita berpaku hanya ditinggi badan, mengapa banyak anak- anak kita lebih tinggi dari pada orang tuanya. Intinya, untuk pencegahan stunting ini, harus dimulai dari diri sendiri untuk menjalankan pola hidup sehat,"papar Gusnan.
Takutnya, lanjutnya, kalau 10, 20 tahun kemudian kondisi generasi ini tidak mampu tumbuh sehat dan besar, baik itu fisik dan intelektual, maka akan sulit untuk bersaing dengan masyarakat yang ada di luar. Bahkan nantinya akan ditersingkirkan dengan sendirinya. "Jangan sampai itu terjadi di Bengkulu Selatan. Kalau ada yang terkena stunting, maka dia nanti akan menjadi beban, baik itu dikeluarga maupun orang lain."(afa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: