Penjual Gorengan Sukses Berkebunan Sayur Organik

Penjual Gorengan Sukses  Berkebunan Sayur Organik

RBO >>>  TABA LAGAN -  Endang (40) merupakan salah seorang  warga  Tengah Padang, Kecamatan Taba Lagan, Bengkulu Tengah yang kreatip. Meskipun suami Linda ini  sudah sukses dalam  usaha menjual gorengan bersama istrinya, ia juga punya usaha sampingan yang juga berhasil. Yaitu, perkebunan sayuran yang terletak di Bengkulu Tengah (04/10/2021). “Saya sudah menekuni usaha kebun sayur ini selama 2,5 tahun. Selama 2,5 tahun tersebut, saya sudah  sering panen. Kalau tidak salah, telah melakukan panen sebanyak 22 kali. Panennya rata-rata setiap bulan,” ujar Endang saat ditemui radarbengkuluonline.com di kebun sayurnya yang terletak di Tengah Padang.

Dikebun sayur tersebut, lanjutnya,  terdapat berbagai jenis sayuran. Seperti, Bayam, Kangkung, Pucuk Lumai. Dan perkebunan sayur tersebut dibuka setiap hari mulai pukul 07.00-17.00 WIB, dan dibuka untuk umum. Ia berkebun itu hanya sampai siang. Sedangkan sorenya buka usaha gorenagan di Kembang Seri, dekat Bank Mandiri, Kembang Seri, Benteng.

Setiap kali masa penanaman itu, beliau membutuhkan bibit bayam sekitar 2 Kg, Kangkung 6 Kg, Pucuk Lumai 5 Kg. Luas tanah yang digarapnya itu lebih kurang 1.500 m2.  Untuk penyiraman dilakukan sebanyak 2 kali dalam satu hari. Ini juga ia lakukan bersama istrinya.

Untuk masa jangka waktu panen sayuran tersebut, yakni bermacam-macam. Mulai dari bayam yang bisa dipanen jika sudah berumur 25 hari, jika kangkung 22 hari, dan yang terakhir pucuk lumai itu bisa di panen dalam jangka waktu 1 bulan.

Hasil panen sayur bayam itu, paparnya, bisa mendapatkan 100 ikat sayur bayam setiap bulannya. Sedangkan kangkung itu bisa mendapatkan 150 ikat dan yang terakhir pucuk lumai 100-150. Ini tergantung kondisi sayuran tersebut. Jika sering dihinggapi hama, biasanya hanya 100 ikat.  “Hasil panen tersebut selalu diopor ke pasar maupun masyarakat lingkungan sekitar rumah saya. Jika harga sayur sedang mahal, itu bisa Rp 2.000 perikatnya. Namun jika harga sayuran murah, hanya Rp 1.000 perikatnya untuk diopor ke pasaran maupun ke masyarakat yang langsung datang ke kebun sayur saya ini.”

Ia menyampaikan, dari hasil panen sayur tersebut, dia bisa mendapatkan Rp 4 juta /bulannya dengan hasil bersihnya sekitar Rp 2-3 juta untuk setiap bulannya. (MG-2 & MG-3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: