Panen Raya, Mahasiswa Unib Berhasil Tanam Melon
RBO >>> BENGKULU >>> Mahasiswa Jurusan Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu hari ini melakukan panen raya melon bertempat di kebun percobaan proteksi tanaman gedung T Unib. Pembukaan panen raya pada Jumat (15/10) ini dibuka langsung oleh Dekan Pertanian pada pukul 8.30 pagi dan melon dijual dengan harga Rp 12.000/kg.
Agustin Zarkani, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan sekaligus pembina menjelaskan kepada radarbengkuluonline.com, tadi siang mengatakan, selama pandemi covid dan tidak ada kegiatan pembelajaran mereka mulai mengurus lahan dan menanam melon.
“ Jadi, mahasiswa perangkatan diberi tanggung jawab melakukan penanaman, dimana ini tidak hanya untuk produksi, tapi juga untuk edukasi. Mahasiswa belajar memanage sendiri, kemudian mereka mencoba untuk tanam sendiri, dan memasarkan sendiri. Jadi, bagian dari pembelajaran lah. Dan saat ini yang bertanggung jawab dari angkatan 2020,” ujarnya.
Melon yang ada dilahan sendiri sudah dua kali panen dan dibuka pada tahun 2020. Tepatnya pada bulan Desember lalu, dimana penanamannya pada bulan Januari hingga bulan Februari. Jenis melon yang ditanam yaitu melon Merlin yang masa panennya kurang lebih dua bulan dan luas lahan yang digunakan kurang lebih 250 meter dengan lahan memanjang.
“Dengan luas lahan ini, satu buah melon itu beratnya 2 kg dan disini kita ada sekitar 500 tanaman melon. Jadi, dalam satu kali panen kami dapat 1 ton. Sampai saat ini dari proses penanaman kita belum pernah mengalami gagal panen, “ tambahnya.
Biasanya dengan hasil ini, lanjutnya, pada Minggu pertama penjualan buah melon hanya di Unib dan dilanjutkan dijual ke pengepul buah. Namun pada panen kali ini proses penjualan dilakukan dengan melibatkan Hima.
Alfian selaku ketua lahan angkatan 2020 membagi kiat-kiat menanam melon kepada radarbengkuluonline.com dengan mengatakan jika tanaman melon harus sering disiram dan memperhatikan perawatan dan pengendalian hama.
“ Intinya butuh kasih sayang dan cinta kalau sama tanaman. Karena dia juga sama dengan manusia, butuh perhatian dan tiap hari kita pantau.”
Sebelum penanaman, lanjutnya, melalui penyemaian bibit terlebih dahulu. Setelah seminggu bibit dipindahkan ke lahan. Ia juga menjelaskan jika bibit langsung ditanam akan terlalu berisiko, dan bibit yang digunakan adalah bibit yang dibeli. Jika menggunakan bibit dari melon yang ada dilahan hasilnya tidak akan sama. Pupuk yang digunakan juga merupakan pupuk dasar berupa pupuk kandang dari kotoran sapi, pupuk NPK, KCL, TSP, dan pupuk kandang yang memanfaatkan daun yang ada di lingkungan Unib.
Terakhir Alfian mengatakan, kendala yang dihadapi hanya di hama. Karena pengendaliannya tidak terlalu berlebihan yang disebabkan bentrok dengan jadwal kuliah. (Mg-4/Mg-5)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: