Ini Dia Orang Bengkulu Yang Tersangkut Namanya di Jalan (14)

Ini Dia Orang Bengkulu Yang Tersangkut Namanya di Jalan (14)

 

radarbengkuluonline.com - Kota Bengkulu ini banyak sekali  nama jalannya. Pembaca sudah tahu lah itu. Ada jalan yang bersangkutan dengan nama burung, nama buah, nama sungai, nama pulau. Ada juga nama bunga, nama pohon, bahkan nama orang. Soal nama orang ini,  juga banyak. Bahkan, ada juga nama orang Bengkulu yang tersangkut dinama jalan itu. Ini harus diketahui orang Bengkulu. Termasuk pelajar, mahasiswa, guru, dosen. Bila perlu, guru, kepala sekolah, dosen, rektor menyebarkan informasi ini ke grup WA mereka masing-masing agar semuanya tahu. Siapa saja namanya ya? Mau tahu! Silakan baca laporan wartawan radarbengkuluonline.com yang sudah lulus Uji Kompetisi Wartawan (UKW)   di bawah ini.

AZMALIAR ZAROS - Kota  Bengkulu  

Kolonel H Berlian Namanya Abadi di Kota Bengkulu

Jalan ini anda sudah tahulah itu. Soalnya, jalan ini merupakan jalan utama. Sering dilewati orang. Jalan ini terletak di depan Pasar Baru Koto Kampung menuju ke arah Lapas Malabero Bengkulu. Panjangnya, kurang dari 1 Km.  Kolonel H Berlian ini juga namanya tercantum sebagai nama jalan di wilayah Kota Palembang (KM.5 - KM 10) .

Menurut Ketua Kerukunan Tabot Bengkulu, Ir Syiafril Syahbudin dan juga berbagai sumber yang didapat radarbengkuluonline.com dari berbagai sumber, Kol Berlian itu memang orang Tanjung Sakti, Pagar Alam. Namun dia banyak berjuang di Bengkulu tempo dulu. SILAHKAN BACA: Mitigasi Langit Helmi Hasan Sukses, Ribuan Nasi Bungkus Ludes

Tanjung Sakti itu dulu, kata mantan Kepala Dinas Tata Kota dan Pengawas Bangunan Kota Bengkulu, termasuk wilayah Residen Bengkulu. Setelah Residen dihapus dan Bengkulu jadi Provinsi Bengkulu yang berdiri sendiri tanggal 18 November 1968, maka daerah tersebut masuk wilayah Sumatera Selatan.

‘’Kini memang Tanjung Sakti itu masuk wilayah Sumatera Selatan. Tapi dulu daerah itu masuk darah kito, Bengkulu. Sejak sistim Residen dihapus, dio masuk Sumatera Selatan,’’ jelas Syiafril.

Kol Berlian dilahirkan di Tanjung Sakti, Pagar Alam, 23 Juli 1922. Orang tuanya, H Senapi orang terpandang di Tanjung Sakti. H Senapi yang diberi gelar Pembarap merupakan adik Pangeran Kenawas. Dalam susunan keluarga, Berlian merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara. BACA JUGA: Mitigasi Langit Helmi Hasan Sukses, Ribuan Nasi Bungkus Ludes

Ia menamatkan HIS di Bengkulu (1937) dan masuk MULO di Malang dan lulus 1941. Sempat melanjutkan ke Sekolah Dagang di Bandung, tapi putus tahun 1942 karena meletus perang Asia Timur Raya. Pernah bekerja di kantor Residen Bengkulu sebagai calon wedana, hingga 1943. Pada masa pendudukan Jepang, ia masuk Sekolah Opsir Gyugun (Sumatera Kambu Gyugun).

Tahun 1945, ia mengepalai Badan Keamanan Rakyat (BKR) di daerah Bengkulu. Pada waktu yang sama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pangkat mayor. 1946 memimpin perlawanan bersama pemuda dan rakyat terhadap pasukan Jepang di daerah Curup (Kepahiang) dan sekitarnya. BOLEH DIBACA: Keberangkatan Calon Jemaah Umroh dari Bengkulu Ditunda

Kembali ke Bengkulu tahun 1946 dan menjadi komandan Resimen Divisi I Sumatera Selatan. Menurut cerita, naik pangkat menjadi kolonel dan menjabat Komandan Divisi Garuda I Sumatera Bagian Selatan di Lahat. Setelah Divisi Garus I dan II disatukan lagi di bawah kepemimpinan Letkol Bambang Utoyo 1947, ia menjabat kepala staf umum Divisi Garuda Sumbagsel, termasuk Jambi.

Juni 1948, setelah agresi militer Belanda I, dengan diadakan penyusunan kekuatan kembali, ia berpangkat Letkol, dipercaya menjadi komandan Brigade Emas di Bengkulu. Jelang Agresi Militer Belanda II, menjadi Wakil Gubernur Militer di Bengkulu, 1950, menjabat asisten kepala staf Q (logistik) di Markas Besar AD. 1951-1952, menyelesaikan Sekolah Staf dan Komandan AD (SSKAD) angkatan I. Lalu dipercaya menjabat sekretariat Logistik Gabungan Kepala-Kepala Staf (GKS) Kementerian Pertahanan pada tahun 1953-1954. Lalu menjadi pembantu Asisten Urusan Perbendaharaan Mabes AD. BACA DULU BOLEH: Berubah, Siswa dan Guru Boleh Libur Nataru 2022

Atas permintaan sendiri, non aktif menjadi TNI karena dicalonkan oleh Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) Sumsel sebagai anggota DPRD pada konstituante bulan Juli hingga Desember 1955. 1 Maret 1956, aktif kembali dan menjadi kepala Staf Komando Teritorium II Sriwijaya di Palembang. Pada 1958 menjadi panglima. Ketika terjadi pergolakan, 31 Desember 1958, ia dipindahkan ke Jakarta karena statemennya yang tidak menginginkan Daerah Teritorium II Sriwijaya dijadikan tempat pertumpahan darah yang bisa menimbulkan perpecahan.

Letkol Barlian kemudian meletakkan jabatan dan mendapatkan hak pensiun dengan pangkat terakhir kolonel. Pada 1966-1967, menjadi anggota MPRS di Jakarta. Ia meninggal 24 September 1975, dalam status sebagai seorang purnawirawan TNI. Tepatnya dalam sebuah musibah pesawat terbang milik GIA jenis Fokker 28 "Mahakam" di kawasan Km 14 Palembang.

Karena jasanya yang besar terhadap daerah ini tempo dulu, lanjut Syiafril, namanya diusulkan ke pemerintah untuk dijadikan nama salah satu jalan di Kota Bengkulu. Usulan itu direspon pemerintah. Nama jalan itu dipasang mulai dari Simpang tiga Jalan Prof. Hazairin ke arah Lembaga Pemasyarakat Malabero, Kampung.(bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: